Buran, Kisah Sedih Pesawat Ruang Angkasa Soviet

Persaingan ketat antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pada era Perang Dingin tidak hanya terjadi di bumi, tetapi juga teseret hingga ruan angkasa.

Program penerbangan angkasa luar telah saling kejar-kejaran bahkan kadang hanya untuk mengejar prestise dan kebanggaan. Saling tiru ide juga merupakan hal yan sering terjadi.

Salah satu persaingan ketat dalam penaklukan luar angkasa adalah pembangunan pesawat luar angkasa atau Space Shuttle, sebuah pesawat yang dikonsep bisa wira-wiri dari bumi ke orbit rendah bumi.

Program Space Shuttle Amerika dirancang untuk membuat pesawat ruang angkasa yang bisa bertindak sebagai konektor murah yang dapat digunakan kembali antara Bumi dan orbit rendah Bumi. Pesawat ini mampu membawa muatan militer dan sipil ke ruang angkasa, bertindak sebagai laboratorium untuk percobaan sains, dan mengangkut kru dan pengunjung untuk mengorbit stasiun ruang angkasa.

Amerika Serikat berhasil dalam program ini dan menjadi sumber kebanggaan besar serta soft power bagi mereka.

Uni Soviet juga tidak bisa menahan godaan untuk  menciptakan sistem antar jemput ini dan mulai bekerja  pada pertengahan 1970-an,   sebelum spaceplane Amerika terbang. Moskow juga memiliki alasan prakti untuk  membangun pesawat luar angkasa yang bisa digunakan kembali. Moskow saat itu telah memiliki stasiun luar angkasa  Salyut dan kemudian Mir yang akan mendapatkan manfaat dari pesawat ulang alik ini untuk memasok kebutuhan dan bahkan memperluas pos-pos semipermanen negara di luar angkasa.

Moskow telah mengetahui  selama bertahun-tahun bahwa Washington telah mengutak-atik pesawat luar angkasa bersayap. Desain seperti X-20 Dyna-Soar telah ada di ujung tangan Amerika. Proyek Space Shuttle disetujui pada tahun 1969, didorong oleh keberhasilan NASA dengan pendaratan Apollo di bulan.

Meski Soviet lebih  memiliki program pesawat ulang alik, tetapi tidak segera memulai membangunnya. Kemungkinan Moskow masih ragu apakah pesawat semacam ini bisa dibangun.

Pada tahun 1976, Amerika telah memiliki dua pesawat yang tengah dibangun yakni prototipe  Enterprise,  pesawat luar angkasa pertama yang beroperasi penuh, Columbia.

Next: Program Buran Dimulai