Powerbank Abal-Abal Terbakar di Kabin, Pesawat Pulang Balik

Powerbank Abal-Abal Terbakar di Kabin, Pesawat V Air Pulang Balik

Pesawat V Air penerbangan dari Taipei (Taiwan) menuju Tokyo Haneda (Jepang) harus putar balik ke Taipei lagi gara-gara sebuah powerbank yang dibawa penumpang ke kabin berasap dan terbakar, Jumat (6/5/2016).

Dilaporkan Aviation Herald, pesawat jenis Airbus A321-200, nomor registrasi B-22610 yang sedang melayani nomor penerbangan ZV-252 (Taipei-Tokyo Haneda) dan mengangkut 161 orang itu terpaksa divert saat baru saja menjelajah 150 nautical mile timur laut Taipei ketika sebuah powerbank yang dibawa penumpang tiba-tiba mengeluarkan asap. Pesawat mendarat di runway 23L Bandara Taipei 30 menit kemudian.

Awak kabin dengan cepat mengambil powerbank yang disimpan penumpang di overhead bin itu dan memasukkannya ke dalam air dinggin untuk mencegah kebakaran lebih parah.

Powerbank Abal-Abal Terbakar di Kabin Pesawat Pulang Balik
Jejak penerbangan V Air ZV-252 saat insiden terjadi. (flightradar24/gerryairways.com)

Aviation Services and Consulting Taiwan melaporkan asap itu disebabkan powerbank abal-abal yang dibawa oleh penumpang yang ditaruh di overhead rack. Otoritas Penerbangan Sipil Taiwan melaporkan powerbank itu berjenis lithium buatan China.

Sebuah pesawat A321-200 nomor registrasi B-22608 pun kemudian dikeluarkan untuk menerbangkan kembali penumpang menuju Tokyo setelah tertunda empat jam akibat insiden itu.

ICAO sudah mengeluarkan panduan peraturan yang melarang pengangkutan baterai lithium (baik lithium-ion maupun lithium polymer) ke dalam pesawat.

Pengangkutan baterai lithium yang tidak terpasang pada alat (baterai cadangan) dalam bagasi tidak diperbolehkan. Namun pengangkutan baterai lithium terpasang atau cadangan ke dalam kabin pesawat masih diperbolehkan dengan batasan sesuai kebijakan maskapai dan negara asal maskapai.

Benda mudah terbakar ini tetap diperbolehkan dibawa ke kabin pesawat dengan alasan agar jika terbakar bisa ditangani langsung dan diamankan, seperti dalam insiden V Air FV252 ini.

Di luar peraturan ICAO, masing-masing maskapai dan negara boleh mengeluarkan peraturan lebih ketat. Contoh yang universal adalah pelarangan pengangkutan baterai lithium polymer dengan kekuatan di atas 100 atau 160 watt hours, misal untuk hoverboard, e-bycycle, yang banyak diterapkan oleh maskapai-maskapai besar dunia.

Penanganan kebakaran

Dilansir oleh gerryairways.com, penanganan kebakaran baterai lithium berbeda dengan kebakaran biasa. Banyak airline yang memberikan pelatihan dalam menangani risiko ini. Untuk kebakaran biasa, metode yang biasa digunakan adalah menghentikan sementara aliran oksigen ke api baik dengan menggunakan fire extinguisher berisi air, CO, maupun Halon.

Namun baterai lithium yang terbakar sangatlah panas sehingga walaupun api padam ketika tidak ada suplai oksigen, api akanmenyala lagi ketika kembali mendapat pasokan oksigen. Sehingga penggunaan fire extinguisher biasanya tidak mempan untuk menjinakkan powerbank yang terbakar.

Pada kejadian FV252, baterai dicelupkan ke ember air untuk menghentikan suplai oksigen sekaligus mendinginkan baterai. Penggunakan fire extinguisher bisa digunakan untuk mematikan api di sekitar powerbank yang terbakar tersebut.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.