Donald Trump Sama Sekali Tak Pahami Boeing

Donald Trump Sama Sekali Tak Pahami Boeing

Kandidat calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republikan, Donald Trump, barangkali memahami para calon pemilihnya, setidaknya dalam atau pemilihan pendahuluan di partainya, ia telah memimpin tiga kali berturut-turut di tiga negara bagian, meninggalkan jauh kandidat lain satu partainya.

Namun pria kontroversial yang baru saja berseteru pendapat dengan Paus Fransiskus itu dianggap tak memahami industri penerbangan, baik secara umum maupun secara khusus produsen pesawat kebanggaan AS, Boeing Co.

Senyampang kemenangannya dalam pemilihan pendahuluan di Carolina Selatan pada Sabtu (20/2/2016) lalu, pria yang sering mengeluarkan kalimat rasis dan islamopobia itu mengatakan, Boeing semestinya menutup pabriknya di North Charleston, Carolina Selatan, dan bermigrasi ke China seperti telah dilakukan oleh rivalnya, Airbus.

“Warga Carolina Selatan akan bangun suatu hari, dan tiba-tiba mendapati berita headline di halaman satu koran di seluruh tempat, yang mengabarkan bahwa Boeing akan meninggalkan Carolina Selatan, dan membuat semua pesawat mereka di China. Itulah yang mereka lakukan, ” kata Trump di depan massa pendukungnya di Walterboro, negara bagian Carolina Selatan, Kamis lalu, seperti disiarkan dalam acara CSPAN video.

Entah dari mana pernyataan Trump itu muncul dan apa dasarnya ia mengatakan hal itu. Namun Boeing jelas tidak akan mencabut manufaktur pesawat terbang di negara bagian itu. Perusahaan tersebut telah menginvestasikan sekitar US$2 miliar di Carolina Selatan sejak memutuskan untuk mengatur produksi pesawat second line 787 mereka di sana pada 2009.

Boeing selama ini menganggap proses perakitan pesawat menjadi bagian dari keunggulan daya saingnya. Pindah ke Tiongkok sama saja memberikan transfer pengetahuan bagi industri kedirgantaraan Tiongkok. Boeing memang berencana membuka sebuah pusat finishing pesawat 737 di Negeri Panda. Namun tempat itu hanya membutuhkan pekerjaan keterampilan terendah sebelum pesawat dikirimkan ke pemesan.

Manufacturing pesawat di Tiongkok memang telah mengalami kemajuan pesat beberapa tahun terakhir dalam hal kualitas. Airbus bahkan telah membuat pabrik perakitan akhir A320 di sana.

Meskipun demikian, negara itu tetap masih tertinggal dari negara-negara Barat dalam hal kualitas manufacturing yang canggih.

Komentar melantur Trump ini juga mengabaikan tren kuat pekerjaan offshoring untuk manufacturing produksi pesawat dengan kecanggihan tingkat tinggi termasuk pengembangan wahana ruang angkasa. Selama beberapa tahun terakhir, pekerjaan manufaktur telah kembali ke AS dari luar negeri karena lebih murah dengan berbagai alasan, seperti tarif listrik yang rendah dan otomatisasi yang meningkat. Biaya tenaga kerja di banyak tempat di luar negeri juga cenderung meningkat, termasuk di Tiongkok.

Paling parah dalam kampanyenya, Trump menyatakan, pesawat pribadi miliknya Boeing 757 memiliki ukuran yang lebih besar dari Jumbo Jet Boeing 747. Konyol sekali bukan?

Trump Force One, Pesawat Berlapis Emas 24 Karat

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.