Perang Melawan Burung (3): Anjing dan Babi Dikerahkan

Banyak otoritas bandara yang kesusahan karena berbagai keterbatasan. Baik itu faktor undang-undang, maupun desakan aktivis pecinta binatang. Biasanya, tidak boleh ada darah mengalir dalam upaya melawan burung. Tidak boleh ada pembunuhan selama perang melawan hewan pengganggu yang bisa merusak mesin pesawat ini. Bagaimana mereka tidak pusing…

Di Florida ada kreativitas lain yang unik. Seekor collie border yang diberi nama Sky telah berperan mengejar burung selama bertahun-tahun di bandara Fort Myers, Florida. Sejak tahun 1999, ketika anjing pertama kali digunakan, telah terjadi penurunan 17% pada kasus tabrakan burung dengan pesawat.

Sky diberi tugas karena burung egret, bangau dan moorhens lama-lama terbiasa dengan kembang api. Ledakan dan sinar api yang keluar tak lagi menakutkan mereka, malah dikira tontonan. Nah, burung-burung ini tidak pernah bisa menyesuaikan diri dengan kehadiran pemangsa alami seperti anjing bernama Sky ini.  “Dia sepertinya mencintai pekerjaan ini, hari demi hari, collie border yang sengaja diberi tugas mengusir burung,” kata Ellen Lindblad, direktur perencanaan dan kepatuhan lingkungan di Southwest Florida International Airport.

Anjing ini akan bertugas dalam patroli rutin. Di setiap bandara yang menggunakan anjing, ada proses latihan untuk memahamkan binatang ini tentang lingkungan dimana dia bekerja. Anjing juga harus paham bagaimana pesawat beraktivitas, dan bahkan diberi tahu tempat-tempat yang tidak boleh dia lewati. Jangan sampai, anjing tidak paham tentang proses take off atau landing, sehingga justru mengganggu karena lari di area runway. Anjing ini juga bekerja di bawah pengawasan ketat pelatihnya.

Di bandara Salt Lake City kasusnya beda lagi. Tidak jauh dari bandara itu, terdapat sebuah gugusan kecil yang bisa saja disebut sebagai pulau. Lokasinya yang nyaman membuat burung camar California secara rutin tinggal disana untuk bertelur dan menetaskan anak-anak mereka. Otoritas bandara telah mencoba berbagai program, terutama pengawasan menggunakan manusia dan seleksi telur, tetapi tidak berhasil. Burung camar yang tinggal di habitat itu terlalu banyak.

Sampai kemudian ada seseorang yang punya ide kreatif dan out of the box. Dia mengusulkan menggunakan babi. Ya, melepas babi selama musim bertelur atau sekitar musim semi ke gugusan pulau itu. Idenya nampak sederhana, tetapi cocok sekali karena babi ternyata terbiasa mengganggu habitat burung Camar California. Babi-babi tersebut menginjak-injak dan memakan telur burung Camar. Karena itulah, secara khusus mereka ditugaskan selama beberapa minggu di setiap musim semi sebagai upaya mencegah ledakan populasi.

Lebih dari itu, ketika nurung Camar yang bermigrasi tiba, mereka melihat babi menunggu makan telurnya. Karena tahu bahwa babi adalah musuh alami mereka, secara otomatis Camar-Camar ini akan mengurungkan niatnya untuk bertelur di dekat bandara dan kemudian pergi ke lokasi lain.

Karena proses pemusnahan telur ini dilakukan oleh babi, dan bukan manusia, maka hukum tidak bisa menindaknya. Lebih dari itu, setelah tahu ada bahwa setiap musim semi selalu ada babi di gugusan pulau itu, burung Camar tak mau lagi mampir ke bandara. Cerdas…..