S-3 Viking, Sulit Mencari Pesawat Selengkap Ini

Dia bukan pesawat kecepatan tinggi, karena hanya mampu terbang maksimum 500 mil per jam, namun dalam banyak hal, sulit untuk mencari pesawat dengan kemampuan yang sangat lengkap seperti dia.

Pesawat ini memiliki jangkauan panjang dan terbukti sangat berguna dalam beragam peran, baik sebagai mata-mata elektronik, pemburu kapal selam, kapal tanker udara, pesawat kargo atau bahkan sebuah jet serang. Dan sejak dia dipensiun belum ada pesawat yang mampu menggantikan banyak  peran tersebut.

S-3 Viking pertama kali dirancang pada tahun 1960 untuk dijadikan pemburu kapal selam generasi berikutnya. Jika terjadi perang antara NATO dan Pakta Warsawa, misi terpenting Angkatan Laut Amerika adalah melawan armada kapal selam Uni Soviet yang besar.

Jika kemudian konflik menjadi perang  nuklir, kapal selam rudal Soviet bisa menimbulkan kehancuran yang mengerikan di kota Amerika.  Dan jika konflik tetap konvensional, maka serangan kapal selam akan melakukan yang terbaik untuk menenggelamkan konvoi kapal-kapal pasukan Amerika yang memperkuat pasukan NATO di Eropa.

Selama Perang Dunia II, pesawat berbasis kapal induk seperti pembom torpedo TBF Avenger memainkan peran utama dalam menenggelamkan kapal selam Axis.  Namun, kapal selam diesel-listrik pada jaman itu perlu muncul untuk mengisi  mengisi ulang baterai mereka, sehingga mudah untuk dilacak dan ditargetkan.

Pada akhir 1950-an, Uni Soviet mulai membangun kapal selam nuklir pertamanya, yang dapat tetap terendam selama berminggu-minggu, dan kemudian berbulan-bulan, pada suatu waktu. Dalam situasi seperti tersebut, pesawat pemburu kapal selam S-2 yang digunakan saat itu sudah tidak memadahi untuk memburu mereka.

Lockheed bermitra dengan LTV-yang memiliki pengalaman mengembangkan jet berbasis kapal induk A-7 dan F-8   memproduksi pesawat antikapal selam  baru dengan desain  canggih. Jet turbofan kembar dengan empat kru yang  d konfigurasi dua-dua, termasuk pilot dan kopilot, operator sensor dan koordinator taktis. Pesawat memiliki rentang terbang panjang yakni  2.300 mil dan dilengkapi dengan probe pengisian bahan bakar udara yang bisa memperpanjang  lebih jauh lagi. Jika menggunakan semua sistem yang ada, S-3 bisa terbang selam 13 jam yang berarti bisa mencapai Washington saat lepas landas dari Laut Tengah.

Kru Viking memiliki akses ke beragam sensor, dimulai dengan radar pencarian laut APS-116 yang bisa beralih di antara mode resolusi tinggi untuk mendeteksi periskop kapal selam dan mode jarak jauh yang bisa mencapai luas hingga 150 mil.

Detektor anomali magnetik sepanjang satu meter yang dipasang di ekor digunakan memindai air untuk mencari  lambung kapal selam. Viking juga membawa hingga enam puluh pelampung sonar untuk membantu melacak kapal selam, sensor inframerah dan sensor ESM ALR-47 yang dapat melacak pemancar elektromagnetik.

Yang paling mengesankan, Viking adalah salah satu pesawat Amerika  pertama yang menerapkan tingkat perpaduan data antara berbagai sensor.

Teluk senjata internal Viking dan tiang sayap luar bisa membawa beragam senjata termasuk torpedo pelacak, ranjau antitesis CAPTOR, rudal  Harpoon, bom terarah, bom roket dan bahkan bom gravitasi nuklir.

NEXT: LAYANAN SINGKAT TETAPI MENGESANKAN