Penerbangan India (1): ATR Jarak Jauh untuk Bandara Regional

India punya penduduk sangat besar. Jauh lebih banyak dari Indonesia. Jumlah penumpang pesawat udara mereka juga tumbuh pesat. Maskapai kian besar, di tengah ekonomi yang membaik karena dukungan iklim bisnis. Pemerintah India sampai merasa perlu untuk menambah jumlah bandara regional, sebagai bagian dari strategi sektor perhubungan udara. Mereka juga berharap dorongan ekonomi dari munculnya bandara-bandara baru ini.

Lalu, muncul ide agar India menggunakan teknologi pengawasan jarak jauh untuk menara kontrol lalu lintas udara (ATC). Strategi ini bisa menekan pembiayaan dan menekan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Pengawasan jarak jauh ini sama skemanya dengan menara CCTV yang dikendalikan dari sebuah lokasi. Kita bisa menempatkan berapapun kamera di berbagai sudut, dan tinggal duduk di satu kursi untuk mengawasi semuanya.

Sistem ini tidak membutuhkan lagi menara kontrol dengan bangunan beton yang tinggi dan besar. Tiang tinggi akan dipasang dan kamera infra merah dengan resolusi sangat tinggi ditempatkan di banyak sudut. Karena ini menangkap seluruh pergerakan pesawat di landas pacu dan mengirimkan gambarnya ke pusat pemantauan. Dari pusat pemantauan inilah petugas mengontrol lalu lintas udara. Satu pusat pemantauan bisa melayani beberapa bandara regional sekaligus yang tidak terlalu sibuk. Teknologi ini sudah digunakan di negara-negara seperti Australia, Kanada, Irlandia dan Swedia.

Otoritas Bandara India (AAI) telah memulai sebuah studi tentang sistem pemantauan jarak jauh penerbangan. Salah satu sumber di pemerintah menyatakan, diharapkan sudah ada rekomendasi yang keluar pada September. Keputusan untuk melanjutkan program ini, masih tergantung pada penyedia teknologi ini yang belum memiliki cabang di India. Seperti diketahui, beberapa perusahaan penyedia teknologi ini adalah Saab Swedia dan Searidge Technologies yang berbasis di Kanada. Keduanya dikabarkan sedang dalam pembicaraan dengan regulator bandara di India untuk membawa teknologi tersebut kesana.

“India adalah salah satu peluang terbesar dalam hal potensi bisnis,” kata Varun Singh, direktur pemasaran Saab India.

Searidge, yang telah mendirikan menara digital jarak jauh di Hungaria, Albania dan Azerbaijan, mengatakan bahwa pihaknya juga telah mempresentasikan teknologinya ke regulator bandara.

Lalu lintas penumpang udara di India, pasar terbesar keempat di dunia, tumbuh lebih dari 20 persen per tahun. Rencana sedang dilakukan untuk menghidupkan kembali 50 bandara regional dalam dua tahun ke depan di bawah skema baru untuk meningkatkan konektivitas antara kota-kota kecil.

Maskapai berbiaya rendah IndiGo dan SpiceJet telah memesan puluhan pesawat baru dari produsen pesawat turboprop Eropa ATR dan Bombardier dari Kanada untuk menerbangkan rute regional. Pesawat-pesawat berukuran medium ini sangat cocok untuk melayani kota-kota berukuran sedang di India yang menjadi pasar menjanjikan. Maskapai tidak perlu bekerja keras mencari penumpang karena kursi tiap pesawat lebih berada di kisaran 100 per pesawat. Di sisi lain, maskapai juga mampu menekan harga hingga penumpang lebih terbantu.