Makin Kinclong, Giliran Kroasia Beli Rafale

The Sunday Express

2021 sepertinya menjadi tahun indah bagi Rafale dengan keberhasilan mencetak sejumlah penjualan. Setelah Yunani dan Mesir kini Kroasia dilaporkan juga telah memilih jet tempur dua mesin buatan Dassault Prancis tersebut.

Surat kabar berbahasa Kroasia Jutarnji mengutip sejumlah sumber melaporkan pemerintah Kroasia telah memutuskan untuk membeli 12 jet tempur Rafale F3R bekas yang sebelumnya digunakan Angkatan Udara Prancis.

Pesawat tempur tertua yang akan diterima akan berusia 10 tahun. Menurut informasi yang tersedia, Kroasia hanya akan membayar di bawah 1 miliar euro atau sekitar Rp 17 triliun untuk seluruh paket yang mencakup pesawat, pelatihan, dan senjata.

Harga ini bisa dibilang cukup murah.  Sebagai perbandingan Yunani harus membayar sekitar 2,5 miliar euro atau sekitar Rp43 triliun untuk pembelian 18 Rafale bekas. Kesepakatan ini diselesaikan pada Januari 2021

Namun Presiden Kroasia Zoran Milanovic mengatakan pemerintah belum diberi rekomendasi tentang jenis pesawat yang akan dibeli. Tetapi dia berharap dia dan perdana menteri saling memahami dengan baik. Dia tidak mau berkomentar ketika ditanya tentang jet tempura pa yang akan dibeli.

Jurarni melaporkan jika kontrak ditandatangani tahun 2021 ini,  Prancis akan mengirimkan enam pesawat pertama pada 2024 . Sementara enam sisanya setahun kemudian. Sebelumnya Presiden Milanović mengatakan pesawat harus berada di Kroasia selambat-lambatnya pada tahun 2024.

Selain Yunani  Mesir baru-baru ini juga telah menandatangani kontrak dengan Prancis untuk membeli 30 jet tempur Rafale.  Kesepakatan itu dilaporkan bernilai US$ 4,5 miliar atau sekitar Rp65 triliun.

Dassault Rafale akan menjadi landasan kekuatan udara Prancis hingga abad ke-21. Program ini dimulai dengan demonstrasi teknologi Rafale A yang pertama kali diterbangkan pada 4 Juli 1986.  Sementara penerbangan pertama prototipe Rafale C dilakukan Mei 1991, Rafale M pada Desember 1991 dan Rafale B pada April 1993. Rafale M adalah varian Rafale operasional pertama yang mulai beroperasi pada 2001.

Ketika program Rafale diluncurkan  Angkatan Udara dan Angkatan Laut Perancis menerbitkan sebuah kebutuhan bersama untuk pesawat multirole yang akan mampu menggantikan tujuh jenis pesawat tempur mereka. Pesawat yang serbaguna dan terbaik di semua kategori misi yang kemudian memunculkan Dassault Rafale. Pesawat itu dituntut harus bisa menjalankan berbagai misi, mulai dari keunggulan udara, pengintaian, dukungan udara bagi serangan darat, serangan presisi udara ke permukaan (sasaran di tanah maupun di laut), hingga mampu menjalankan serangan nuklir.

Dassault Aviation sempat di bawah tekanan karena mereka belum mampu menjual banyak pesawatnya. Namun mereka bisa bernapas lega setelah Mesir memastikan membeli sejumlah pesawat. India kemudian memutuskan untuk membeli 36 pesawat dari rencana semula 180 pesawat. Sementara Qatar memesan 24 pesawat. Indonesia juga dikabarkan akan membeli jet tempur ini, tetapi tidak jelas sudah sampai tahapan apa.

Dengan bobot sekitar 9,5 ton pesawat ini didukung dua mesin Snecma 2 M88. Pesawat menggunakan canards untuk meningkatkan manuver yang sangat penting untuk pertempuran udara terutama jarak dekat atau dogfights.  Ini adalah salah satu jet tempur paling canggih dan telah terbukti di medan tempur. Rafale besama sepupu mereka Mirage2000 telah menempuh sejumlah misi. Mereka telah menunjukkan kemampuan dalam perang Kargil (Operasi Safed Sagar) dan telah memiliki banyak peran di atas langit Afghanistan dan Libya.

Dassault juga terus meningkatkan kemampuan Rafale dengan standar F3-R menjadi yang tercanggih untuk saat ini. Angkatan Udara dan Angkatan Laut Prancis pada Maret 2021 mengumumkan F-3R secara resmi sudah mencapai kemampuan akhir atau FOC.  Rafale F3-R mencapai kemampuan operasi awal atau IOC pada Desember 2019. Sedangkan uji coba penerimaan dilakukan pada tahun 2020.

Standar F3-R merupakan evolusi dari standar Rafale F3 dengan keserbagunaan luar biasa yang semakin diperkuat. Ini adalah bagian dari proses berkelanjutan untuk terus meningkatkan kualitas pesawat sesuai dengan persyaratan operasional dan umpan balik dari pengalaman para pilot. Peningkatan ini memungkinkan Rafale F-3R membawa sejumlah peralatan dan senjata. Salah satunya adalah rudal udara-ke-udara jarak jauh Meteor, Pod penanda laser generasi baru Thales Talios serta peningkatan pada sensor dan sistem Rafale yang memastikan interoperabilitas total.