Pesawat Ju-52 Buatan 1930 Jatuh di Alpen, 20 Orang Tewas

    JU-52 milik JU-Air

    Sebuah pesawat kuno yang membawa 20 orang jatuh di Pegunungan Alpen Swiss. Seluruh orang di dalam pesawat meninggal dunia.

    Tiga orang Austria dan 17 orang Swiss berada di dalam pesawat trimotor JU-52 yang dibangun pada akhir 1930-an sebagai pesawat militer. Pesawat itu kemudian diterbangkan JU-Air sebagai pesawat wisata dan sewa.

    Pesawat jatuh Sabtu 4 Agustus 2018 sekitar pukul 5 sore waktu setempat di sisi barat gunung Piz Segnas di kanton Grissons. Pesawat itu kembali dari Locarno dekat perbatasan selatan Swiss.

    Polisi mengatakan mereka yang tewas adalah pasangan dari kanton Swiss di Zurich, Thurgau, Lucerne, Schwyz, Zug dan Vaud, bersama dengan tiga anggota keluarga dari Austria dan tiga anggota awak dari Thurgau dan Zurich.

    “Kemarin adalah hari terburuk dalam sejarah 36 tahun JU-Air,” kata Kepala Eksekutif Maskapai,  Kurt Waldmeier pada konferensi pers di Flims Minggu. “Kami semua menderita kehilangan yang sangat besar.”

    Polisi mengatakan mereka tidak mengetahui adanya panggilan darurat dan belum menentukan penyebab kecelakaan itu, yang terjadi beberapa jam setelah empat orang satu keluarga tewas ketika pesawat kecil mereka juga jatuh di bagian barat di Pegunungan Alpen. Penyelidikan,  dipersulit karena pesawat kuno tidak memiliki perekam “kotak hitam.”

    “Seseorang dapat memastikan bahwa pesawat menghantam tanah secara vertikal dengan kecepatan tinggi,” kata Daniel Knecht, yang memimpin divisi penerbangan dari Badan Investigasi Keselamatan Transportasi Swiss.

    Didirikan pada tahun 1982, JU-Air menawarkan penerbangan tamasya, charter, dan petualangan dengan tiga pesawat Junkers Ju-52 bekas Angkatan Udara Swiss dan dikenal di Jerman sebagai pesawat ” Auntie Ju” .

    Waldmeier mengatakan ini adalah pertama kalinya maskapai itu mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kematian atau cedera pada penumpang atau anggota awak. Maskapai menangguhkan penerbangan sampai pemberitahuan lebih lanjut.

    Pesawat yang jatuh menjalani pemeriksaan pemeliharaan terakhir pada akhir Juli dan pada saat itu tidak ditemukan cacat.