Sebuah penerbangan Virgin Australia dari Bali ke Sydney dialihkan ke Broome, Kimberley region, Australia Barat, sekitar 2.240 km utara Perth, karena keadaan darurat medis penumpang. Namun karena landing terlalu keras (hardlanding) akibat bahan bakar yang masih terlalu banyak, pesawat terpaksa harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut oleh insinyur aviasi.
“Awalnya kami pikir itu hanya karena penumpang yang sakit,” kata Manajer Umum Bandara Broome Paul McSweeney seperti dikutip abc.net.au, Senin (21/3/2016).
Virgin Australia merilis pernyataan namun tidak menyinggung sama sekali terjadinya hardlanding dalam pendarata di Broom. “VA penerbangan Virgin Australia 64 Denpasar ke Sydney dialihkan ke Broome pagi ini karena keadaan darurat medis di kapal,” kata pernyataan itu. “Penerbangan dijadwalkan berangkat dari Broome ke Sydney pada 22.30 waktu setempat malam ini dan dijadwalkan tiba di Sydney pukul 6 pagi besok pagi [kemarin].”
Namun hingga Senin kemarin, setelah menginap di bandara hampir 20 jam di Broome, juru bicara Virgin Australia menjelaskan bahwa molornya pemberangkatan dari Broome, ternyata akibat “jam kru telah habis”.
Ketika dicecar untuk menanggapi komentar manajer Broome bahwa pesawat ditunda karena kekhawatiran pilot setelah hardlanding, Virgin Australia mengeluarkan pernyataan baru.
“Pemeriksaan pencegahan harus dilakukan sesuai prosedur operasi standar setelah adanya pendaratan dengan muatan berlebih, sehingga penerbangan ke Sydney setelah jam malam dicabut,” kata pernyataan itu.
McSweeney mengatakan pesawat itu tidak mungkin rusak akibat pendaratan berat, tapi itu pilot tidak ingin mengambil risiko. “Kami melakukan inspeksi landasan pacu setelah pendaratan tersebut, dan tidak ada masalah dengan itu,” katanya.
Sebagai tindakan pencegahan, kata dia, kapten memutuskan agar pesawatnya dicek dengan seksama oleh seorang insinyur sebelum kembali digunakan terbang. “Seorang insinyur telah datang pada penerbangan Virgin pertama pagi ini [kemarin pagi].” (Foto: ABC Kimberley, Ben Collins)
