Setelah persaingan berbulan-bulan antara Lockheed Martin Corporation, Boeing Company dari Amerika dan BAE Systems Inggris untuk mengembangkan pesawat tempur superioritas udara generasi keenam bagi Jepang, kini Tokyo dilaporkan menolak semua proposal Barat dan berencana mengembangkan pesawat tempur generasi berikutnya dengan berbasis pada teknologi dalam negeri.
Pesawat tempur yang  sementara dijuluki F-3 tersebut akan menggantikan jet tempur ringan F-2  dan memberikan tandem yang lebih berat pada jet generasi kelima mesin tunggal F-35A.  Karena F-35A tidak memiliki kemampuan pertempuran udara maksimal, Jepang ingin F-3 menjelma jadi jet tempur superioritas udara.
Dengan tidak dipilihnya desain Barat maka menempatkan Mitsubishi Heavy Industries Jepang di posisi yang kuat untuk mengembangkan pesawat tempur baru tersebut. Perusahaan tersebut telah mengembangkan demonstran teknologi yang telah diterbangkan dan dikenal sebagai Shinshin X-2.
Sebuah sumber yang dikutip Inggris menyatakan bahwa pesawat itu telah melakukan tes dengan baik sejauh ini.
Kontrak untuk pesawat tempur generasi berikutnya diperkirakan akan mencapai sekitar US$ 40 miliar, dan merupakan salah satu dari beberapa program generasi keenam yang saat ini dikembangkan sejumlah negara.
Amerika Serikat memiliki program F-X, Air Dominance Fighter and Penetrating Counter Air Fighter. Sementara sejumlah negara Eropa juga telah bergabung untuk mengembangkan dua jet tempur generasi keenam yang berbeda. Rusia disebut memiliki program MiG-41 dan China diperkirakan juga memiliki rencana yang sama.
Jepang telah menghasilkan dua kelas jet tempur sejak Perang Dunia II. Yang pertama adalah pesawat serang F-1 yang didasarkan pada Jaguar Inggris dan pesawat tempur multi-ringan F-2 yang dikembangkan dari F-16 Fighting Falcon Amerika.
Jepang membeli 200 pesawat tempur generasi keempat F-15J Eagle dan lebih dari 100 F-4E Phantom II dengan peran yang sama dari generasi sebelumnya. Sebagian pesawat dibangun di bawah lisensi.
Jepang juga berencana memesan lebih dari 100 pesawat tempur generasi kelima F-35, yang sebagian besar juga akan dibangun di bawah lisensi di negara tersebut. Sementara F-1 telah lama pensiun dari layanan, F-35 akan mengganti F-4 yang tersisa dan sebagian dari armada F-15 yang tidak beroperasi. Sementara F-15 yang tersisa ditingkatkan menjadi standar generasi 4+.
F-3, yang diperkirakan akan mulai beroperasi pada awal 2030-an, kemudian akan mengganti F-2 dan F-15 yang tersisa dari layanan  meninggalkan Jepang dengan dua kelas jet tempur.
F-3, jika benar nantinya akan mengandalkan teknologi domestik maka akan memberikan unit udara Jepang tingkat kemerdekaan yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak ketergantungannya pada sistem Barat pasca kekalahan negara pada tahun 1945.