Bersiap Ucapkan Selamat Tinggal untuk Boeing Seri 747

Apakah Boeing 747 akan segera menemukan garis akhirnya sebagai pesawat penumpang komersial? Dan apakah kita harus mengucapkan selamat tinggal kepada seri pesawat yang sangat populer ini?

Boeing (BA) awal bulan ini menerbangkan sebuah 747-8 Intercontinental ke markas perusahaan itu di negara bagian Washington. Pesawat itu terbang dari Portland untuk dicat. Warna biru Korean Air Lines menjadi pilihan, karena memang ini adalah pesawat terakhir yang dipesan maskapai itu dan akan dikirim ke dalam beberapa minggu mendatang.

Boeing memang tidak mengharapkan bahwa jumbo jet akan kembali sepopuler dulu. Seri pesawat ini sudah berumur 20, dan hampir ada pesawat baru yang diluncurkan setiap tahun. Boeing mengatakan bahwa belakangan ini, tidak ada permintaan yang cukup besar untuk memproduksi pesawat dengan seri 747 baru. Begitu pula yang terjadi pada saingannya, Airbus A380 yang merupakan pesawat penumpang terbesar di dunia.

Pada sisi lain, Boeing yakin bahwa mayoritas maskapai akan terus memilih pesawat bermesin kembar besar seperti Boeing 777X atau Airbus A350. Ini adalah pesawat yang lebih kecil, namun bisa terbang sejauh jet jumbo dan menggunakan lebih sedikit bahan bakar. Seri 777X juga memiliki jumlah kursi yang lebih sedikit, sehingga memudahkan maskapai penerbangan untuk memesannya.

 

“Terus terang kita tidak melihat ada cukup banyak permintaan untuk pesawat terbang berukuran besar. Hanya akan ada sedikit saja, misalnya untuk keperluan VIP, ataupun pesawat kepresidenan dan operasi militer. Kita tidak melihat permintaan yang signifikan untuk kelas pesawat 747-8s atau A380,” kata Randy Tinseth dari Boeing.

Menurut data Flightglobal Ascend, masih ada sekitar 500 pesawat seri 747 yang dipakai aktif, namun angka tersebut terus turun karena faktor usia pesawat. Boeing sendiri telah memproduksi lebih dari 1.500 pesawat seri 747 sejak 1970.

Ada dugaan, Boeing 747-8 Intercontinental, yang baru saja dikirim ke Korean Air Lines, sangat mungkin menjadi pesawat penumpang terakhir yang diproduksi dalam seri 747. Maskapai Korea itu sendiri mengatakan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk membeli lebih banyak pesawat 747-8s atau A380 dari Boeing atau Airbus. Saat ini, Korean Air Lines mengoperasikan kedua jenis pesawat itu.

Kondisi ini tidak terlepas dari kenyataan pasar. Versi pesawat penumpang terbaru, yaitu Boeing 747-8 yang pertama kali diluncurkan pada 2011 hanua dipesan oleh sejumlah kecil maskapai, seperti Korean Air Lines, Lufthansa dan Air China. Pesawat ini bisa menampung hingga 467 penumpang dan terbang sejauh 8.000 mil laut.

Menurut buku pesanan resmi Boeing, masih ada dua 747-8 yang tersisa untuk dikirim. Salah satunya adalah pesanan terakhir untuk Korean Airlines dan satu yang lain, dikabarkan pesana untuk kepala negara yang tidak disebut dengan jelas.

Boeing sebelumnya juga menerima pesanan tiga pesawat seri 747-8s dari maskapai Rusia, Transaero. Sayangnya, pesawat belum jadi, justru maskapai itu bangkrut pada Oktober 2015. Dua dari tiga pesawat yang dipesannya sudah dibuat oleh Boeing namun tidak pernah dikirim. Pesawat tersebut sekarang berada di gudang dan tidak jelas akan diapakan.

Boeing 747 adalah sebuah ikon di dunia penerbangan. Mungkin memang masih akan diproduksi lagi beberapa tahun ke depan, tetapi hanya untuk pesawat kepresidenan AS Air Force One, pesawat VIP atau kebutuhan militer.  Semua jumbo jet yang ada di pabriknya di Everett, Washington akan menjadi pesawat kargo khusus untuk operator seperti UPS. “Ke depan, penjualan pesawat terbang akan terkait erat dengan pasar kargo. Pekerjaan kami adalah terus mengamankan tambahan pesanan 747-8 Freighter,” tambah Tinseth.

Pada akhir 2017 ini, maskapai United (UAL) dan Delta (DAL) akan mempensiunkan pesawat 747-400 terakhir mereka, generasi yang muncul sebelum 747-8. Sejauh ini, tidak ada maskapai A.S. yang membeli seri 747-8.