Drone Tabrak Pesawat di Adelaide, Australia

Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) telah memulai sebuah investigasi mengenai tabrakan udara yang dilaporkan antara pesawat terbang ringan dan pesawat tak berawak di utara kota Adelaide. Investigasi ini menjadi penting, karena belum lama ini Civil Aviation Safety Authority (CASA) memperingatkan bahaya pesawat kecil tak berawak (drone) terbang di dekat bandara. Drone adalah ancaman serius bagi pesawat terbang.

Polisi setempat dipanggil oleh otoritas Bandara Parafield setelah pukul 7 malam pada Selasa, 11 Juni 2017 setelah seorang pilot melaporkan bahwa dia yakin sebuah pesawat tak berawak menabrak pesawat yang dia tumpangi.

Jika ATSB bisa membuktikan bahwa sebuah drone atau Remotely Piloted Aircraft System (RPAS) menabrak pesawat, maka ii akan menjadi kasus tabrakan pertama yang dikonfirmasi di Australia. Di bawah peraturan CASA, drone memang tidak diizinkan terbang dalam jarak 5.5 km dari bandar udara. Drone juga tidak diizinkan untuk diterbangkan di malam hari.

Namun, untungnya pesawat Socata TB-10 Tobago itu dapat mendarat dengan selamat di bandara. Meski begitu, ATSB sedang menyelidiki insiden tersebut untuk mencegah insiden serupa di masa depan. Pesawat itu diterbangkan oleh seorang instruktur dari sekolah penerbangan Flight Coach Adelaide yang berbasis di Parafield.

CEO Flight Coach Adelaide, Johan Pienaar mengatakan kepada media The Advertiser bahwa tabrakan terjadi di sekitar bandara. Dia juga mengkonfirmasi bahwa ATSB akan menyelidiki kasus itu lebih lanjut. “Benda itu menabrak sayap pesawat. Awalnya kita tidak tahu apakah itu burung atau drone. Tetapi ktika dia mendarat dan memeriksa bekasnya, dia tidak melihat darah di titik tabrakan. Biasanya itu adalah indikasi jika yang menabrak adalah burung. Instruktur ini sudah berpengalaman, dan dia berasumsi itu adalah pesawat tak berawak,” kata Pienaar.

 

Pienaar mengatakan, sayap pesawat tersebut sedikit penyok akibat insiden itu. ATSB sendiri sudah menegaskan, bahwa mereka akan memeriksa pesawat terbang dan mewawancarai pilot sebagai bagian dari penyelidikannya. “Pilot melaporkan kepada pengendali lalu lintas udara bahwa ketika mendekati landasan pacu 03L di Bandara Parafield sekitar pukul 18.30, pesawat terbang menabrak sebuah benda, yang berpotensi merupakan drone,” tulis ATSB dalam paparan awal.

Juru bicara CASA Peter Gibson mengatakan bahwa drone berbahaya bagi pesawat dan bahkan bisa menyebabkan pesawat terhenti mesinnya. “Drona bisa memukul kaca depan, baling-baling, atau permukaan pesawat. Itu akan menghadirkan masalah bagi pilot besar dalam mengendalikan pesawat sehingga ada risiko keamanan yang nyata,” kata Gibson.

Gibson mengatakan orang-orang yang menerbangkan drone secara ilegal bisa dihukum dengan denda mencapai 9.000 dollar Aus.

Pakar dari Adelaide University, Adam Kilpatrick mengatakan bahwa drone yang diterbangkan secara ilegal dapat membahayakan nyawa. “Sebuah drone berkecepatan 130 knot, akan bisa menembus kaca depan mobil, dan jika menabrak pilot, benda itu akan membunuh mereka.