105 Rute & 421 Frekuensi Penerbangan Domestik Ditunda

    105 Rute & 421 Frekuensi Penerbangan Domestik Ditunda

    Sebanyak 105 rute dan 421 frekuensi penerbangan domestik dari lima maskapai ditunda paling lama selama satu bulan ke depan atau saat musim sepi penumpang pada bulan Ramadan.

    Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan Hemi Pamurahardjo menyebutkan maskapai yang mengajukan penundaan pengoperasian rute penerbangan di antaranya PT Lion Mentari Airlines, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Citilink Indonesia, PT Nam Air, dan PT Sriwijaya Airlines. “Pengajuan penundaan ini sudah sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku,” katanya seperti dikutip Antara.

    Dia mengatakan penundaan tersebut dinilai wajar karena perusahaan bisnis penerbangan merupakan bisnis dengan margin rendah (low margin). “Harus punya ‘intelligent market’, harus bisa prediksi enam bulan ke depan, kemampuan pangsa pasarnya berapa, di rute ini berapa frekuensi,” katanya.

    Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, rincian rute dan frekuensi itu yakni Lion Air (56 rute, 227 frekuensi), Garuda Indonesia (28 rute, 50 frekuensi), Citilink (satu rute, 14 frekuensi), Nam Air (11 rute, 64 frekuensi), dan Sriwijaya Air (sembilan rute, 66 frekuensi).

    Hemi mengatakan jangka waktu penundaan pengoperasian rute tersebut beragam dari satu minggu hingga maksimal satu bulan. Rute-rute yang mengalami penundaan, contohnya Jakarta-Ambon, Jakarta-Surabaya, Jakarta-Solo, Banjarmasin-Surabya dan lainnya.

    Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengatakan penundaan pengoperasian rute dan frekuenai tersebut dikarenakan menghadapi musim sepi atau low season menjelang Ramadan. “Kami sudah membuat perhitungan terkait penundaan ini dan hal ini merupakan wajar di setiap maskapai di seluruh dunia,” katanya.

    Adapun Vice President Corporate Communications Garuda Indonesia Benny Butarbutar mengatakan penundaan frekuensi dan rute merupakan bagian dari strategi bisnis maskapai yang sudah menjadi lumrah jika lalu lintas penumpang atau kargo tidak memenuhi target perhitungan minimum yang ditetapkan oleh perusahaan.

    Sebelumnya, Garuda juga mengurangi frekuensi penerbangan yang diantisipasi dengan mengalihkan rute-rute, khususnya yang dinilai tidak menguntungkan. “Kami melakukan pengalihan rute ke rute lainnya guna memaksimalkan ‘revenue’ dari rute yang sebelumnya tidak banyak memberikan ‘revenue’,” katanya.

    Benny menambahkan pengurangan frekuensi untuk rute Denpasar-Surabaya dan Ende-Kupang sudah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Perhubungan, sehingga Garuda Indonesia dapat mengalihkan ke rute lain.

    Saat ini, Garuda Indonesia telah melayani penerbangan dari Denpasar ke beberapa kota besar di Indonesia dan beberapa rute internasional lainnya, di antaranya Denpasar-Makassar, Denpasar-Manado, Denpasar-Jakarta, dan Denpasar-Perth, Denpasar-Sidney, Denpasar-Tokyo dan lain sebagainya.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.