Upgrade J-15 China Muncul, Naik Kelas?

China baru-baru ini mengungkapkan versi upgrade dari jet tempur kapal J-15 yang baru saja menyelesaikan penerbangan uji. Jet tempur yang dikembangkan dari Su-33 tersebut dilaporkan menerima peningkatan di sejumlah bagian penting.

J-15 yang ditingkatkan juga  berpotensi mampu beroperasi dengan ketapel dan  akan memainkan peran kunci pada kapal induk lama dan baru China.

Shenyang Aircraft pada Selasa 14 Desember 2021 menerbitkan foto di akun media sosialnya yang menunjukkan jet tempur J-15 meluncur di landasan pacu dengan ditarik kendaraan.

Foto tersebut menunjukkan J-15 memiliki banyak perbedaan dibandingkan dengan yang sebelumnya hingga diyakini jet tempur tersebut adalah versi yang ditingkatkan. J-15 baru terlihat menggunakan tipe baru wingtip pylon. Ini adalah tipe yang sama dengan jet tempur J-16  untuk menggantikan tipe lama yang digunakan pada jet tempur J-11B.

Dengan wing tip baru tersebut pesawat dapat membawa rudal udara ke udara jarak pendek paling canggih China PL-10. Sedangkan versi sebelumnya hanya bisa meluncurkan PL-8 yang lebih tua. PL-10 juga diyakini jauh lebih mematikan daripada PL-8 karena dapat diluncurkan segera setelah pilot melihat target. Kemampuan manuver rudal dan panduan inframerah menjadikannya sulit untuk dihindari.

Foto itu juga menunjukkan bahwa sistem pencarian dan pelacakan inframerah di depan kokpit dan bagian depan sayap diubah. Ini berarti sistem avionik J-15 baru juga ditingkatkan.

Perubahan besar lainnya adalah pada radar. karena garis pengalir petir pada radome baru tidak sama dengan yang lama. Ini mungkin J-15 yang ditingkatkan tersebut telah membawa radar AESA yang memungkinkan penggunaan rudal udara-ke-udara luar jangkauan visual PL-15.

Karena kendaraan penarik menutupi bagian bawah dari pesawat tidak dapat dipastikan apakah J-15 yang ditingkatkan telah menghilangkan tabung pitot utama, atau apakah roda pendarat hidungnya diperkuat untuk beroperasi dengan sistem catapult. Tetapi masuk akal pesawat itu dapat diluncurkan dengan ketapel mengingat kapal induk ketiga China, yang sedang dibangun diperkirakan akan dilengkapi sistem peluncuran ini.

Upaya China untuk menjadikan J-15 mampu beroperasi dengan sistem ketapel bukan kabar baru. Bahkan pada 2020 sudah beredar foto yang disebut sebagai prototipe J-15 dengan peralatan peluncuran ketapel. Namun foto-foto dari apa yang disebut sebagai J-15T tersebut belum menunjukkan secara detil dari sistem baru itu.

J-15 yang ditingkatkan kemungkinan naik kelas menjadi merupakan jet tempur generasi keempat plus dari semula generasi keempat. Pesawat kemungkinan akan dapat dioperasikan di kedua kapal induk tua China yang menggunakan jalur ski-jump dan yang baru yang menggunakan ketapel.

Sejumlah ahli yang dikutip media pemerintah China Global Times mencatat bahwa pesawat akan memainkan peran kunci dalam serangan dan pertempuran udara-ke-udara. Pesawat akan bertindak bersama-sama dengan Jet tempur berbasis kapal induk generasi kelima dan pesawat peringatan dini China yang sedang dibangun.

J-15 disalin dari desain prototipe Su-33 yang mereka dapat dari Ukraina pada awal 2000-an. Tapi pesawat tempur itu juga dilengkapi dengan radar, mesin, dan senjata yang diproduksi di dalam negeri.

Pesawat selama ini dinilai memiliki kemampuan terbatas dan bukan merupakan pengubah permainan. Ketergantungan pada ski-jump dan kurangnya kemampuan bahan bakar tidak pernah menjadikan J-15 bukan jet tempur jarak jauh yang sepenuhnya matang. J-15 adalah salah jet tempur paling berat yang beroperasi di seluruh angkatan laut global. Pesawat ini memiliki berat kosong 17,5 ton. Jauh di atas F / A-18E / F Super Hornet dengan berat 14,6 ton. Pesawat juga memiliki panjang 24 meter yang kira-kira berukuran sama dengan pesawat terbesar yang pernah terbang dari kapal induk Amerika, pembom A-5 Vigilante. Bukan tanpa alasan bahwa media China mencemooh pesawat itu sebagai “ikan yang jatuh”.

 

Masalah berat badan J-15 dan sistem lepas landas ski jump membuat jet tempur ini sangat terbatas dalam hal kapasitas muatan. Masalah ini juga menjadikan J-15 akan sangat sulit untuk melakukan misi serangan darat.

J-15 dilengkapi dengan dua mesin WS10A buatan dalam negeri yang menyediakan kecepatan maksimum 2,4 Mach  atau hampir 3.000 kilometer per jam. Mesin ini lebih kuat daripada mesin AL-31F yang digunakan Su-33. Namun media Rusia pernah  mengklaim bahwa mesin WS10A hanya memiliki masa hidup 200 jam atau sekitar seperlima dari yang dari AL-31F.

Sebelum peningkatan J-15 dilaporkan dapat membawa empat rudal udara ke udara PL-8 dan PL-12 yang akan membuatnya jauh sedikit lebih ofensif daripada MiG-29K yang digunakan oleh Angkatan Laut India.

China juga telah mengembangkan varian dua kursi dari J-15. Pesawat tersebut kemungkinan akan mengemban peran perang elektronik seperti EA-18E Growler milik Angkatan Laut Amerika.