De Havilland Vampire, Jet Tempur Pertama Yang Melintasi Atlantik

Pesawat ini dikembangkan selama Perang Dunia Kedua dan merupakan pesawat tempur jet tempur tunggal pertama yang memasuki layanan di Angkatan Udara Inggris atau Royal Air Force (RAF).

The de Havilland Vampire melakukan penerbangan perdananya pada bulan September 1943, sebelum secara resmi memasuki layanan pada bulan April 1946.

Pesawat ini memiliki sejarah besar dalam kekuatan udara Inggris. Dia menjadi pesawat jet pertama yang mendarat dan lepas landas dari kapal induk, serta merupakan jet pertama yang melintasi Atlantik.

Dalam sebuah buku berjudul History of the de Havilland Vampiree yang ditulis oleh  David Watkins menampilkan sejumlah gambar menakjubkan dari pesawat terbang dengan rincian fitur dan riwayatnya.

Foto-foto dari buku tersebut menampilkan Vampire, yang juga dikenal sebagai Sea Vampiree, dalam berbagai bentuk. Dari  saat di hanggar pesawat yang luas hingga formasi terbang yang cukup menarik.

Pesawat ini memiliki banyak kegunaan selama periode itu, pertama sebagai pencegat, kemudian jet tempur darat dan kemudian sebagai jet latih. Selama masa pakainya, sekitar 3.400 Vampire dari semua jenis dibangun di Inggris dan lebih dari seribu diproduksi dengan lisensi di seluruh Eropa.  Vampire  mulai beroperasi pada tahun 1946 bahwa baru 43 tahun kemudian pesawat dipensiun.

Meskipun sudah terlambat bagi mereka untuk melihat Perang Dunia Kedua, Vampiree melihat aksi dengan angkatan udara di Aljazair, Burma, Republik Dominika, Mesir, India, Irak, Yordania, Lebanon, Rhodesia dan Venezuela. Kontrol Vampire dianggap relatif mudah dan sensitif.

Vamipre juga merupakan pesawat terbang yang relatif sederhana yang hanya memerlukan enam langkah sederhana: menyetel trim ke netral, membuka kokang bahan bakar bertekanan tinggi dan rendah, mengaktifkan pompa booster, mengatur flaps, dan mencabut rem udara.

Jet tempur memiliki ruang kokpit yang sederhana namun cukup untuk dua orang terbang, menavigasi dan menembak bersama.

Vampire kompatibel dengan berbagai macam manuver aerobatik termasuk serangan dengan senapan pada kecepatan tinggi. Pada puncaknya, total 19 skuadron RAF menerbangkan FB.5 Vampire di Eropa, Timur Tengah dan Timur Jauh. Namun teater di mana jumlah terbesar Vampire ditempatkan adalah Jerman.

Penyebaran yang meluas oleh RAF dipandang sebagai satu indikasi adanya ketegangan Perang Dingin yang muncul antara Eropa Timur dan Barat, serta menjadi reaksi terhadap peristiwa seperti Perang Korea dan Blokade Berlin.