Lima Varian F-16 Fighting Falcon Paling Berbahaya

F-16 Fighting Falcon mulai beroperasi di Angkatan Udara Amerika pada tahun 1978 dan diperkirakan akan terus digunakan hingga 2050. Panjangnya usia F-16  salah satunya karena banyaknya pesawat yang dimiliki dan kesulitan mendapatkan pengganti dengan biaya operasional yang sama rendahnya.

Pesawat tempur masih diproduksi hingga saat ini dan terus membentuk armada andalan Amerika, dengan lebih dari dua lusin operator asing. Lebih dari 4.500 pesawat dibangun.

Program pesawat tempur ini telah memunculkan berbagai varian dari F-16C yang menggantikan F-16A yang lebih ringan dalam layanan Amerika pada 1980-an dengan jangkauan yang lebih jauh dan sensor superior hingga F-16E yang dibuat khusus untuk Uni Emirat Arab pada pertengahan 2000-an.

Di sisi lain F-16 tetap semakin dianggap usang untuk melawan musuh kelas atas hingga sejumlah negara seperti Singapura, Turki dan Israel mulai membuat persiapan untuk mempensiun platform ini.

Panglima Komando Tempur Udara Angkatan Udara Amerika Jenderal Mike Hostage meramalkan bahwa pesawat tempur pada dasarnya akan usang pada tahun 2024, dan prediksi serupa sudah biasa. Namun demikian, varian yang ditingkatkan dari pesawat tempur dengan kemampuan jauh di atas yang asli tetap layak untuk waktu yang jauh lebih lama.

Tidak semua F-16 yang dibangun memiliki kemampuan yang sama. Dan inilah lima varian paling canggih dari Fighting Falcon yang ada saat ini, termasuk pesawat yang didasarkan pada F-16.

F-21

F-21 dirancang sebagai rebranding yang efektif dari F-16IN, sebuah platform yang didasarkan pada F-16E yang dikembangkan untuk Uni Emirat Arab dan ditaarkan ke Angkatan Udara India untuk diproduksi bersama antara Lockheed Martin dan Tata Advanced Systems India.

Platform ini meningkatkan kemampuan desain F-16C standar dengan badan pesawat yang dirancang ulang untuk menampung tangki bahan bakar conformal untuk daya tahan yang lebih besar. Jet tempur juga akan mengguankan radar AESAbaru yang kuat lebih tahan jamming serta akses ke sistem peperangan elektronik terbaru dan amunisi kelas atas termasuk varian terbaru rudal AIM-120.

Jet tempur ini diatur untuk menggunakan varian 132A dari mesin F110 untuk mengimbangi bobot yang lebih besar. F-21 bisa disebut mewakili salah satu petarung mesin tunggal paling mampu dengan peningkatan yang signifikan dari desain aslinya.

F-2

Mitsubishi F-2 memasuki layanan di Angkatan Udara Jepang pada tahun 2000, lima tahun setelah penerbangan pertamanya pada tahun 1995. F-2 menjadi desain revolusioner pada masanya karena penggunaan bahan komposit tinggi dan kemampuan sensor canggihnya.

Pesawat tempur ini menjadi pertama di dunia yang menggunakan radar active electronically scanned array (AESA) yakni J / APG-1. Meski didasarkan erat pada F-16 Fighting Falcon, badan pesawat komposit tinggi mengurangi bobot dan meningkatkan daya tahan ditambah sayap yang didesain ulang dengan area yang lebih besar. Kedua hal ini berfungsi untuk meningkatkan kemampuan manuver.

Moncong jet tempur diperluas untuk mengakomodasi radar yang lebih besar. Penggunaan radar AESA memberikan daya tahan yang lebih besar terhadap gangguan, deteksi radar yang lebih rendah, dan lebih kuat.

Platform ini diproduksi bersama oleh Mitsubishi Heavy Industries 60% dan 40% dibangun Lockheed Martin. Pesawat sebagian didasarkan pada desain ‘Agile Falcon’ Amerika.

Meski F-2 tetap merupakan varian Fighting Falcon paling mampu, Jepang sudah mulai membuat persiapan untuk mempensiunnya dan mencari pengganti yang lebih modern dan lebih mampu. Jepang menginginkan untuk membangun jet tempur generasi kelima atau bahkan keenam untuk mengganti F-2.

Upgrade  F-2 saat ini sedang berlangsung, termasuk mengganti radar J / APG-1 dengan radar J/APG-2yang lebih kuat.

F-16E Desert Falcon

F-16E merupakan varian Falcon yang khusus dikembangkan untuk Uni Emirat Arab. Jet tempur dirancang untuk mengintegrasikan teknologi generasi baru yang mulai muncul pada awal 2000-an ke dalam badan pesawat. F-16E menjadi salah satu jet tempur pertama di Timur Tengah yang mengintegrasikan radar AESA.

Pesawat tempur mengintegrasikan radar Northrop Grumman AN / APG-80 yang memberikan kewaspadaan situasional yang unggul dan kemampuan untuk membidik beberapa target darat dan udara secara bersamaan.

Sementara itu, tangki bahan bakar conformal memberikan daya tahan yang superior. Sistem peperangan elektronik baru termasuk  AN/ALQ-165 Self-Protection Jammer dan Northrop Grumman Falcon Edge Integrated Electronic Warfare Suite memberikan pesawat tempur keunggulan yang signifikan atas jet generasi keempat saingan.

Sensor  ini memberikan jet tempur kompatibilitas dengan amunisi modern termasuk rudal serangan darat AGM-84E, dan pesawat juga mengintegrasikan sistem penargetan laser bawaan.  Mungkin yang paling penting, integrasi mesin General Electric F110-GE-132 yang jauh lebih kuat daripada F110-GE-129 dan F110-PW-229 yang digunakan oleh F-16C yang lebih tua. Peningkatan kekuatan mesin ini tidak diikuti dengan peningkatan bobot pesawat hingga menjadikan F-16E memiliki kemampuan manuver lebih biak. Hal ini juga menjadikan bobot lepas landas pesawat tempur maksimum 8,7% lebih tinggi dari F-16C.

F-16V Viper

Diresmikan pada 2012, F-16V dikembangkan dengan tujuan menjaga agar jalur produksi   Fighting Falcons tetap terbuka dan menjaga F-16 Amerika dan sekutu tetap layak tempur.

Penunjukan F-16V berlaku untuk jet tempur F-16A dan F-16C yang ditingkatkan untuk mengintegrasikan sistem generasi 4+  serta untuk jet yang baru diproduksi dengan standar ini. Para fighter ini dibedakan dari F-16C standar dengan integrasi radar AESA AN / APG-83 dan sistem peperangan elektronik baru  dengan badan pesawat itu sendiri jika tidak berubah.

Berbeda dengan F-16E, pesawat tempur tidak mengintegrasikan mesin baru. Pesawat tempur itu telah dipasarkan untuk diekspor ke sejumlah negara, termasuk mantan anggota Pakta Warsawa seperti Slovakia dan Bulgaria. Jet tempur juga ditawarkan ke Maroko, Bahrain dan Taiwan.

Platform ini terkenal karena harganya yang tinggi, yang hanya sedikit lebih rendah daripada F-35 meskipun kemampuannya jauh lebih rendah. Namun biaya operasional pesawat tetap jauh lebih rendah.

F-16I Soufa

F-16I Soufa Israel adalah varian yang dimodifikasi dari F-16D Fighting Falcon, dan mengintegrasikan banyak sistem avionik dan peperangan elektronik yang sebelumnya dikembangkan untuk jet Lavi – sebuah program yang dihentikan di bawah tekanan Amerika pada tahun 1987.

F-16D dipandang sebagai jet tempur kompromi, yang pengembangannya akan memastikan bahwa investasi dalam teknologi untuk program Lavi tidak akan sepenuhnya hilang.

Pesawat ini sangat berorientasi pada peran serangan udara ke darat, dan mendapat manfaat dari adanya kursi kedua yang digunakan petugas sistem senjata untuk melakukan serangan elektronik dan rudal.

Pesawat tempur ini dilengkapi dengan tangki bahan bakar yang conformal  dan menggunakan avionik Israel termasuk komputer, prosesor dan interaksi yang dihasilkan oleh Sistem Elbit dan sistem komunikasi yang diproduksi oleh Rafael.

Layar Elbit Dash IV dan sistem helm sight meningkatkan kewaspadaan situasional pilot, dan memungkinkan pilot untuk mengunci target hanya dengan melihatnya. Pesawat tempur ini juga mendapat manfaat dari rangkaian peperangan elektronik Elisra, yang meliputi penerima radar peringatan rudal dan sistem jamming.

Dirancang pada akhir 1990-an, F-16I sangat tangguh untuk zamannya – tetapi semakin dianggap ketinggalan zaman dibandingkan dengan varian F-16 yang lebih baru yang dilengkapi dengan radar AESA dan amunisi yang lebih canggih.