Singapore Airlines Akan Tinjau Menu Kacang di Udara

Alergi jadi pembicaraan hangat di dunia penerbangan dunia. Penyebabnya, seorang balita asal Australia mendadak sakit gangguan pernafasan akibat alergi kacang. Kejadian itu terjadi di kabin Singapore Airlines. Gara-gara kasus itu, bahkan maskapai besar ini akan meninjau kembali pilihan menyediakan kacang dalam penerbangan. Sebuah sikap yang dihargai kebanyakan penumpang, terutama yang memiliki anak-anak dengan alergi.

Sebenarnya sudah cukup banyak maskapai besar dunia yang tidak lagi menyediakan kacang. Seperti Qantas, Air New Zealand dan British Airways yang punya aturan ketat soal menu ini. Pasalnya, alergi makanan ini jika diikuti oleh respon saluran pernafasan ternyata bisa berakibat fatal. Kabin pesawat yang tertutup, dengan sirkulasi udara terbatas, menjadi siksaan sendiri bagi para penumpang kecil yang mengidap alergi.

Seperti ditulis sebelumnya, Marcus Daley menderita anafilaksis, kondisi yang berpotensi mengancam jiwa yang dapat dipicu oleh makanan termasuk kacang dan kerang.
Dia bepergian dengan orang tuanya ke Melbourne setelah berlibur di Thailand.
Ia mengalami reaksi alergi yang parah setelah penumpang lain disekitar tempat duduknya membuka bungkus makanan ringan dari kacang.

Ayahnya Chris Daley, seorang dokter spesialis pernafasan, mengatakan bahwa anaknya menerima makanan khusus tanpa kacang, namun debu kacang dari penumpang lain tetap berpengaruh. “Dia mulai muntah, matanya mulai membengkak dan tidak bisa berbicara dengan benar,” kata Daley kepada media-media Australia setelah pulang ke negaranya.

Untungnya, Daley membawa obat anti alergi, yang dengan cepat membuat situasi terkendali.

Singapore Airlines mengeluarkan sebuah pernyataan pada Rabu 15 Juli 2017 bahwa pihaknya akan meninjau kembali porsi kacang di atas semua penerbangan. “Begitu kru kami sadar akan situasinya, mereka segera menghapus semua paket kacang tanah dari sekitar penumpang yang terkena dampak dan keluarganya,” papar maskapai tersebut dalam pernyataan resmi.

Singapore Airlines juga telah menerbitkan kebijakan bahwa penumpang dengan alergi kacang dapat meminta makanan bebas kacang saat membuat reservasi penerbangan.

Polemik ini menjadi perdebatan di kalangan penumpang yang kerap menggunakan jasa maskapai penerbangan. Sebagian menyayangkan sikap orang tuanya yang kurang sigap bersikap dengan kondisi anaknya yang alergi. Ada yang beralasan, dalam dunia penerbangan, kacang adalah camilan paling umum disajikan, karena hampir semua orang menyukainya.

Sementara itu, banyak pula yang bisa memahami kondisi anak tersebut. Apalagi kabin pesawat adalah area dengan sirkulasi udara yang terbatas. Sangat wajar apabila alerginya menjadi tak tertahankan karena berbagai keterbatasan. Kondisinya tentu akan sangat berbeda apabila itu terjadi di ruang terbuka.

Dalam perdebatan di media sosial, banyak orang tua yang setuju peninjauan kembali menu kacang di penerbangan. Alasannya, alergi kacang termasuk salah satu yang cukup umum ditemui. Apalagi, bagi orang tua yang anaknya menderita alergi serupa, kasus ini bisa menjadi senjata untuk menekan maskapai agar membatasi kacang di udara.

Dan tekanan itu nampaknya akan berhasil. Tidak ada satupun maskapai yang rela dituduh tidak peduli kepada seorang anak kecil yang alergi. Lebih mudah mengajak penumpang yang juga gemar kacang untuk mengganti camilan mereka, daripada mempertaruhkan reputasi dengan kejadian buruk yang mungkin timbul akibat alergi parah semacam ini.

Baca berita sebelumnya…:

Singapore Airlines Diminta Tak Lagi Sajikan Kacang