Pilot EgyptAir 804 Sudah Bermimpi Jadi Pilot Sejak Usia 5 Tahun

Mamdouh Assem, Pilot EgyptAir 804 Sudah Bermimpi Jadi Pilot Sejak Usia 5 Tahun

Mohammad Mamdouh Assem, co-pilot EgyptAir yang jatuh ke Laut Mediterania pada Kamis (19/5/2016) telah memimpikan menjadi pilot sejak berusia 5 tahun.

Bagi Mohammad Mamdouh Assem menjadi pilot merupakan impian lamanya sejak ia kecil. Ayahnya bekerja sebagai anggota kru penerbangan untuk maskapai sama. Maskapai yang pesawatnya terjatuh pada Kamis, 170 mil lepas pantai utara Mesir, bersama dengan 66 orang di dalamnya. Assem tumbuh dengan mengidolakan ayahnya.

“Dia telah menginginkan untuk menjadi pilot sejak usianya lima tahun,” kata teman masa kecil Assem, Omar Nasef, seperti dikutip The Daily Beast. “Dia orang yang berjiwa sosial sangat tinggi.”

Ibu Assem, Mona, yang bekerja sebagai guru di Nasef’s primary school di Kairo, telah meninggal dunia akibat mengidap kanker, beberapa tahun lalu. Saat Nasef bertemu dengan ayah Assem di New York beberapa bulan lalu, sang ayah mengaku keluarganya masih sangat berduka dengan meninggalnya Mona.

“Ibunya telah memakai semua tabungannya untuk kepentingan pendidikan Assem, demi Assem,” kata Nasef. “Akademi dan semua keperluan untuk itu [menjadi pilot], semuanya sangat mahal di Mesir. Itu merupakan pengorbananan yang sangat besar.”

“Apa yang aku tahu adalah bahwa dia sangat menyukai terbang,” imbuh Nasef. “Itu merupakan pekerjaan impiannya dan begitulah.”

Setelah pemberitaan tentang hilangnya pesawat komersial EgyptAir di Laut Tengah, sejumlah rekan kerja Assem di maskapai itu yang mengganti profil foto di medsos mereka dengan kotak hitam dengan tulisan, “Innalillahi wa Innailaihi Rajiuun,” yang bermakna “Sesungguhnya kita milik Allah dan kepadaNya kita akan kembali.”

“Dunia ini tidak selayak kebaikan dan kemurahan hatimu,” kata salah satu teman Assem, seorang pembuat film Moemin Tarabik dalam postingannya di Facebook. “Kita akan bertemu lagi teman dan saudaraku. Tunggu aku. ”

Sejumlah keluarga para penumpang dalam pesawat penerbangan MS804 itu menunggu kepastian, baik di Bandara Charles de Gaulle, Paris, Prancis, maupun di Bandara Internasional Kairo, Mesir. Mereka semua sangat emosional menanti kepastian. Ada yang marah, menangis, lemas tak berdaya dan segala bentuk ekspresi duka lainnya. Berita dari beberapa identitas korban telah beredar di media internasional dan di media sosial selama berjam-jam.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.