Bentuknya Aneh, Tapi Kemampuannya Luar Biasa

Sekelompok insinyur sedang merancang dan membangun pesawat futuristik yang menarik perhatian Angkatan Darat AS. Para insinyur itu bekerja di perusahaan rekayasa, Aurora Flight Sciences, dan yang mengunjungi mereka pada pertengahan Agustus 2017 adalah insinyur dari Aerospace Laboratorium Angkatan Darat AS. Aurora memang perusahaan yang berfokus pada pengembangan dan pembuatan sistem tak berawak inovatif dan kendaraan kedirgantaraan.

“Aurora adalah perusahaan yang tahu bagaimana teknologi pesawat terbang, aerodinamika, dan propulsi penerbangan. Ini sangat sesuai dengan kebutuhan Angkatan Darat dalam hal kinerja, jangkauan, muatan, dan karakteristik kinerja,” kata Dr. John Wissler , Direktur Proyek Lanjutan di Aurora.

Angkatan Darat sendiri sedang menunggu sebuah pesawat yang memiliki kecepatan tinggi, daya tahan tinggi dan kemampuan muatan tinggi dengan platform angkat vertikal. Untuk mencapai tujuan tersebut, AD AS tertarik untuk membangun kerja sama dengan Aurora. Pemerintah AS sendiri telah menginvestasikan dana dalam teknologi unik di Aurora. Pada tahun 2016, Defense Advanced Research Projects Agency, atau DARPA, memberi Aurora kontrak membangun prototip pesawat LightningStrike, sebuah pesawat propulsi hibrida tak berawak yang mampu melakukan take off dan pendaratan vertikal.

DARPA meminta sebuah pesawat tak berawak yang tidak kuno dan mampu mendorong batas teknologi. Pesawat ini harus menggabungkan kecepatan pesawat dan kemampuan vertical seperti helikopter ke dalam satu kendaraan baru.

Dr. Rajneesh Singh, seorang peneliti mengatakan bahwa kendaraan baru yang dibuat Aurora ini akan secara mendasar mengubah cara kita melihat rotor. Selain karena desainnya yang sangat inovatif dan unik, pesawat ini memiliki beberapa teknologi subsistem yang mampu meningkatkan kinerja. Singh mengatakan Aurora telah mengembangkan solusi out of the box untuk mengatasi tantangan platform penerbangan vertikal.

Angkatan Darat juga melihat proyek pesawat Aurora lain akan cocok untuk Angkatan Laut AS. Mereka juga membutuhkan sistem penerbangan otonom yang dapat dipasang ke pesawat terbang yang ada. Sistem ini akan memberi kemampuan untuk mengirimkan pasokan ke lokasi dengan sedikit bantuan manusia.

“Kami paling dikenal dengan penerbangan tak berawak. Kami mengintegrasikan desain pesawat terbang canggih dengan kemampuan otonom untuk menciptakan kemampuan baru,” kata Wissler dari Aurora.