Gila, Pria Ini Membeli 46 Jet Tempur F / A-18 Hornet Australia

Selama 30 tahun terakhir, Don Kirlin telah terbang untuk maskapai penerbangan, bekerja di sektor real estat, mendirikan pertemuan skydiving terbesar di dunia, dan membangun angkatan udara pribadi yang dia sendiri mengaku sulit untuk percaya bisa dilakukan.

Kini secara mengejutkan Kirling membeli 46 jet tempur F/A-18 Hornet, dari surplus yang dimiliki Angkatan Udara Australia untuk digunakan untuk memenuhi kontrak penyediaan aggressor di Amerika.

Don Kirlin mengimpor jet militer asing pertamanya, dan L-39 Albatross, pada tahun 1994, pada saat itu, melakukan hal tersebut adalah urusan yang sangat kompleks dan berbelit-belit serta penuh dengan perangkap dan hal-hal yang tidak diketahui.

Sejak itu, ia telah mengulangi proses puluhan kali lipat dan merupakan pemilik pertama MiG-29 Fulcrum pribadi di Amerika Serikat. Dia sekarang memegang delapan lisensi dengan Biro Tembakau Alkohol dan Senjata Api (ATF), yang memungkinkannya untuk memiliki senapan mesin dan meriam militer, serta ribuan amunisi untuk menembakkannya.

Pada awal tahun 2000-an, ia bergabung dengan Airborne Tactical Advantage Company (ATAC), yang memiliki kontrak mereka dengan Angkatan Laut untuk memasok target jet cepat dan pod peperangan elektronik yang bisa meniru segala sesuatu mulai dari rudal jelajah musuh hingga jet tempur.

Sebelum pembelian Hornet, Kirlin secara aneh dapat membeli empat MiG-29 Fulcrum. Dia adalah pemilik pribadi pertama dari salah satu jet ini di Amerika Serikat.

Kini dia memasuki pembelian pesawat tempur pribadi paling spektakuler sepanjang masa dengan mengakuisi semua Hornets F / A-18A / B Angkatan Udara Australia yang tersisa. Kanada sebelumnya membeli 25 pesawat tersebut.

Sebagaimana dilaporkan War Zone 10 April 2020, Air USA dijadwalkan untuk menerima, total 46, dimana 36 pesawat masih terbang hari ini dan akan digantikan oleh F-35A Joint Strike Fighter. Pesawat-pesawat ni akan benar-benar pensiun pada akhir tahun 2021.

Meskipun ketentuan kesepakatan belum diungkapkan, pembelian tersebut termasuk semua persediaan suku cadang dan alat uji F / A-18 milik Australia. Untuk suku cadang dan alat uji saja yang menurut Kirlin bernilai lebih dari US$1 miliar.

Bagian-bagian itu akan sangat berharga karena Air USA berencana menjadikan semua pesawat yang diterimanya kembali ke dalam layanan — bukan hanya 36 pesawat yang dapat diterbangkan hari ini, tetapi 10 lainnya yang tidak lagi terbang pun akan diperbaiki.

Ini akan memungkinkan Air USA  mengoperasikan setidaknya tiga skuadron lengkap dari pesawat tempur generasi ke-4 tersebut. Kirlin akan menempatkan ke pangkalan-pangkalan utama di sekitar Amerika Serikat di mana mereka akan membantu melatih pilot Amerika dalam taktik tempur.

F/A-18 Australia

Hornet Australia bukan pesawat yang telah kehabisan masa terbang. Angkatan Udara Australia telah menghabiskan banyak uang untuk menjaga armada jet tempur tersebut agar tetap relevan sampai penggantian tiba.

Salah satu kemampuan paling penting yang datang adalah pod peperangan elektronik Elta EL-L / 8222 Israel yang dibangun dengan lisensi di Amerika dan diberi nama L3 Harris Advanced Capability.  Pod ini memiliki standar dunia dalam sistem jamming dan digunakan pada armada agresor Pentagon sendiri, serta oleh pesawat garis depan sejumlah negara.

Semua Hornet Air USA nantinya akan memiliki radar AN / APG-73  yang juga digunakan pada F / A-18C / D dan F / A-18E / F Super Hornet awal.

Kirlin mengatakan bahwa radar dan pod peperangan elektronik terintegrasi sedemikian rupa sehingga pesawat dapat secara bersamaan melakukan jamming dan menembak target musuh, yang menurutnya tidak ada di tempat lain di pasar aggressor dan sangat penting untuk meniru ancaman jet tempur asing yang lebih canggih.

Jet juga akan datang dengan pod penargetan canggih Northrop Grumman AN / AAQ-28 LITENING yang sangat mampu di bidang penargetan udara ke darat dan pengintaian non-tradisional, serta untuk mengidentifikasi pesawat secara positif secara visual dalam jarak jauh.

Secara keseluruhan, Kirlin mengatakan Hornet Australia sedang diimpor dengan konfigurasi yang sama persis seperti saat mereka terbang hari ini.  Tidak ada yang dihapus, bahkan sistem Link 16 dan internal meriam Vulcan M61 20mm.

Kirlin menyebut kondisi Hornet Australia dalam kondisi luar biasa dan menunjukkan sedikit tanda-tanda korosi. Hal ini kemungkinan akibat lingkungan operasi mereka yang sering di wilayah panas dan kering, berbeda dengan milik US Navy yang banyak beroperasi di kapal induk dengan lingkungan yang keras.