Sst…Qatar Airways Mau Beli Maskapai Nasional Pakistan

ilustrasi

Sebuah desas-desus yang berhembus mengatakan maskapai penerbangan asal Negeri Teluk, Qatar Airways, tertarik membeli BUMN Pakistan, Pakistan International Airlines (PIA).

Pada waktu yang sama, Hayden Berg, warga negara Jerman, ditunjuk sebagai Chief Operating Officer (COO) Pakistan International Airlines.

Serikat pekerja Pakistan International Airlines mengklaim bahwa Hayden Berg bekerja atas nama Qatar Airways untuk mengevaluasi kesehatan keuangan dan kewajiban yang tertunda dari Pakistan International Airlines. Meskipun demikian, Pemerintah Pakistan membantah kabar itu dan mengatakan Hayden Berg bekerja untuk Pakistan International Airlines dengan gaji senilai US$ 2.500 per bulan. Hayden Berg ditunjuk sebagai COO Pakistan International Airlines dengan syarat bisa memodernisasi perusahaan penerbangan pesakitan tersebut.

Pakistan memang sejak pengujung 2015 lalu telah mengumumkan akan memprivatisasi perusahaan penerbangan nasionalnya itu. Keputusan tersebut diambil pemerintah Pakistan usai maskapai itu bertahun-tahun merugi dan salah urus yang justru merusak reputasi maskapai tersebut.

Kecurigaan serikat pekerja PIA bukan isapan jempol. Sebab, waktu itu Menteri Privatisasi Pakistan Mohammad Zubair mengatakan akan menawarkan perusahaan pesakitan tersebut ke Timur Tengah, Tiongkok dan Eropa. Qatar Airways merupakan satu dari tiga maskapai Timur Tengah yang kini sedang jor-joran berekspansi.

Setelah pemerintah menyetujui penjualan, Komisi Privatisasi akan mencoba untuk menjual maskapai yang sedang kesulitan itu di pasar internasional.

Zubair mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan bentuk privatisasinya, tetapi salah satu pilihannya adalah menjual 26% dari total saham bersama dengan kontrol manajemen.

“Kami akan mengadakan road show di Timur Tengah dan Tiongkok serta di Eropa untuk menemukan pembeli,” kata dia.

Tindakan Pemerintah itu memicu reaksi sengit di antara 15.000 karyawan PIA, yang berunjuk rasa di bandara utama di seluruh negara itu pada Senin dan Selasa. “Ini adalah protes damai kami terhadap rencana pemerintah,” kata Shamim Akmal, perwakilan karyawan senior PIA.

Kerugian kumulatif PIA mencapai 227 miliar rupee atau setara USD 2,2 miliar atau Rp 30,7 triliun pada Juni lalu. Pemerintah Pakistan telah menyuntikkan 12 hingga 15 miliar rupee per tahun untuk mempertahankan maskapai tetap hidup dan membayar karyawan.

PIA, salah satu maskapai penerbangan terkemuka di dunia sampai tahun 1970-an, sekarang sering mengalami pembatalan dan penundaan penerbangan dan telah terlibat dalam berbagai kontroversi selama bertahun-tahun, termasuk memenjarakan seorang pilot mabuk di Inggris pada 2013.

Maskapai juga telah menghadapi masalah-masalah mendapatkan izin keamanan penerbangan kargo ke Uni Eropa.

PIA juga secara tradisional membagikan puluhan ribu tiket gratis setiap tahun, yang berkontribusi terhadap kerugian.

Rencana penjualan ini mirip dengan Merpati Nusantara Airlines milik Indonesia yang sama-sama merugi akibat salah urus. Saat ini Pemerintah Indonesia juga tengah mengkaji rencana penjualan maskapai tersebut kepada swasta baik lokal maupun asing.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.