Boeing Tutup Fasilitas di Carolina, Sejumlah 787 Dreamliner Diungsikan

Boeing Co sejak Selasa 11 September 2018 menghentikan operasi-operasi di Carolina Selatan tempat perusahaan itu merakit pesawat-pesawat berbadan lebar jenis 787 menyusul perintah evakuasi di kawasan pesisir yang terancam oleh Badai Florence.

Juru Bicara Boeing Linda Holland mengatakan sebelum pekerja mengevakuasi fasilitas itu, Boeing menerbangkan beberapa pesawat 787 Dreamliner dari pabrik Carolina Selatan di seluruh negara bagian itu ke bandara dekat pabrik perakitan pesawat berbadan lebar Boeing di Everett, Washington, sebelah utara Seattle.

Badai Florence berkembang pada Selasa waktu setempat dan diperkirakan membawa hujan selama beberapa hari, mengakibatkan banjir dan listrik padam berminggu-minggu setelah badai itu melanda pesisir di bagian tenggara Amerika Serikat pekan ini.

Angin bertiup dengan kecepatan 215 kilometer per jam dan gelombang besar akan menghantam Carolina Utara dan Carolina Selatan ketika Florence mendarat pada Jumat dan hujannya akan turun di berbagai daratan, demikian Pusat Badai Nasional (NHC).

Holland tidak mempunyai perkiraan kapan kegiatan operasional akan dimulai kembali. Penutupan terkait badai itu terjadi ketika Boeing sedang menghadapi jebakan produksi akibat kekurangan beberapa komponen dari para pemasok yang telah berkibar di industri kedirgantaraan.

“Boeing telah menangguhkan operasi-operasi di Boeing Carolina Selatan sehingga rekan-rekan kerja kami dapat mengevakuasi sesuai dengan arahan,” kata Holland. “Kami akan kembali beroperasi jika waktunya sudah aman.” Flightradar24.com, laman yang melacak penerbangan menyebutkan delapan pesawat 787 dipindahkan ke Pasicic Northwest.

Satu di antaranya, menurut laman itu, ialah pesawat 787-10 untuk United Continental Holdings Co, pelanggan pertama Amerika Utara untuk model 787 terbesar Boeing, yang dijual sekitar US$326 juta. Pesawat 787-10 itu dibangun secara eksklusif di pabrik Charleston Utara karena ukurannya yang besar.