Usai Insiden Germanwings, Sriwijaya Bikin Aturan Anyar terkait Pintu Kokpit

Sriwijaya Air Group

Ada aturan khusus bagi pilot dan kopilot di pesawat Sriwijaya Air setelah kejadian tragis pesawat maskapai penerbangan Germanwings, anak perusahaan Lufthansa pada Maret 2015 lalu. Bila ada salah seorang yang meninggalkan kokpit, harus ada kru kabin yang berjaga pintu.

Ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan pilot atau kopilot terkunci atau sengaja mengunci diri seperti yang terjadi di penerbangan Germanwings yang dijatuhkan oleh kopilotnya sendiri, Andreas Lubitz.

Belakangan diketahui, co-pilot berusia 27 tahun itu ternyata menderita depresi. Meski demikian ia masih diizinkan terus terbang meskipun telah didiagnosa oleh dokter puluhan kali di tahun-tahun sebelumnya kecelakaan.

“Saya yang buat aturan itu. Kalau pilot keluar, [harus] ada pramugari atau pramugara yang berjaga [di pintu],” kata President dan CEO Sriwijaya Group Chandra Lie, dikutip detikcom.

Dalam kejadian Germanwings, co-pilot Andreas Lubitz mengunci kokpit Airbus 320 dan mengarahkan pesawat ke Pegunungan Alpen, Wilayah Prancis. Sepuluh menit kemudian, jet menabrak gunung, menewaskan semua 144 penumpang dan enam awak.

Chandra mengatakan pilot yang bekerja di tempatnya benar-benar diseleksi ketat. Dari ratusan pendaftar setiap kali rekrutmen, hanya beberapa yang lolos. Itu pun masih harus digembleng setiap saat. “Sriwijaya group tidak akan terbang sama sekali kalau seandainya membahayakan keselamatan terbang atau penerbang. Kami betul-betul menjaga ini,” kata Chandra.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.