Pesawat-Pesawat Sederhana ini Jadi Kunci Perang Gelap Amerika

PC-12 Amerika di Nigeria

Pada tahun 2011 dan 2012, PC milik Skuadron ke-318 menerbangkan sebagian besar  mereka di Filipina, sebagai bagian dari misi bantuan militer Amerika di negara tersebut. Sebagai bagian dari Operation Enduring Freedom-Philippines (OEF-P),  pasukan khusus Filipina  dengan pasukan keamanan Filipina bertempur memerangi Abu Sayyaf.

Selama periode tahun itu PC-12 menerbangkan kargo dan personel ke dan dari pangkalan ke  situs lainnya di sekitar wilayah selatan negara itu. Secara total, awak kapal memindahkan lebih dari 3.100 penumpang dan mengirimkan lebih dari 230.000 pon kargo. OEF-P resmi berakhir pada 2015.

Dari basis di Jerman, PC-12  melakukan tugas serupa di seluruh Eropa dan Afrika. Dibandingkan dengan aktivitas mereka di Filipina, pesawat hanya terbang 133 sorties dan memindahkan 27.000 pon kargo. Banyak dari misi ini dilakukan ke atau dari Bandara Internasional Entebbe di Uganda.

Ini adalah pusat misi Amerika untuk membantu pasukan Afrika di empat negara  untuk mematahkan kelompok pemberontak.

Pada bulan Oktober 2011, Presiden Barack Obama menyetujui rencana untuk mengirim operator khusus untuk memberi pelatihan dan membantu pasukan lokal serta memberikan dukungan logistik – termasuk mobilitas udara dengan pesawat militer seperti PC-12 dan pesawat yang dioperasikan kontraktor – sebagai bagian dari Operation Observant Compass.

c-145 skytruck

C-145 kurang aktif, namun peran mereka tidak kalah pentingnya dalam aktivitas operasi khusus. Pada bulan Januari 2011, Skuadron ke-318 mengirim sebuah detasemen Combat Coyotes untuk mendukung operasi di Afghanistan. Pada 18 Desember 2011, salah satu pesawat mengalami kecelakaan saat melaju di ladnasan pacu sebuah Bandar di dekat kota Qalat. Meski tidak ada yang terluka, pesawat hancur.

Pesawat lain terus terbang di  Asia Tengah sampai Mei 2012. Selama penempatan, awak kapal menurunkan lebih dari 3.200 pon pasokan ke basis operasi ke depan dan menurunkan lebih dari 345.000 peralatan dan perlengkapan di lapangan.

Setelah itu, mereka pindah ke Uganda untuk berpartisipasi dalam misi Observant Compass, membawa lebih dari 100.000 pon kargo dan hampir 250 penumpang ke tempat-tempat terpencil di Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, dan Sudan Selatan.

Selain itu, dua jenis pesawat ini terbang di Amerika Latin dari Soto Cano Air Base di Honduras. Ini merupakan lokasi penempatan operasional pertama skuadron ke-318 di tahun 2009 dan skuadron telah mempertahankan kehadiran tetap sejak saat itu. Pentagon telah terlibat aktif dalam memerangi perdagangan narkoba di Amerika Tengah dan Selatan sejak tahun 1980an.

Kemudian, pada tahun 2008, Komando Selatan Amerika Serikat juga memulai sebuah misi  melawan terorisme internasional di wilayah tersebut, yang dijuluki Operation Enduring Freedom- Caribbean, Central America (OEF-CCA).

Komandan Amerika di wilayah tersebut mengungkapkan kekhawatiran bahwa kelompok teroris  bisa bekerja dan memperdagangkan senjata dan pengetahuan dengan kartel narkoba. Satuan tugas khusus Amerika Serikat mengkoordinasikan usaha ini dari Soto Cano.

Skudaron ke-318  mengumpulkan 8.544 jam terbang dengan 4.500 jam  untuk mendukung pasukan operasi khusus gabungan di lima benua yang berbeda.

Di Eropa, skuadron PC-12 membantu membawa peralatan untuk menyiapkan landasan terbang baru untuk mendukung misi penjaga perdamaian pimpinan NATO di Kosovo. Salah satu pesawat  lainnya melaju ke lokasi yang tidak ditentukan di Amerika Latin untuk mengambil penyelam Angkatan Darat Amerika dari sebuah lokasi dan dibawa ke sebuah rumah sakit.

Tapi Angkatan Udara Amerika telah memutuskan untuk menghentikan penerbangan PC-12 dan memindahkan C-145 ke Skuadron Operasi Khusus ke-6. Layanan tersebut mulai mengubah pesawat Pilatus menjadi pesawat mata-mata U-28A yang sepenuhnya dimiliterisasi dan mengembalikannya ke skuadron 318.

U-28A

Meski U-28 dapat melakukan misi pengangkutan udara jarak pendek dan droping udara, pekerjaan utama mereka adalah pengawasan dengan menggunakan kamera canggih. Untuk misi ini, mereka memiliki data link, radio yang diperbaiki, dan  tindakan pencegahan defensif.

Pada bulan September 2016, unit tersebut menjalankan misi PC-12 terakhirnya dan sepenuhnya fokus pada misi baru yakni pengumpulan intelijen.

Skuadron Operasi Khusus ke-6 masih memiliki Combat Coyotes, namun menggunakannya  untuk melatih dan memberi saran kepada negara-negara teman Amerika yang militernya lemah.

Pada 2017, Skuadron Operasi Khusus ke-524, dengan C-146 yang lebih mumpuni, satu-satunya unit yang tersisa melakukan tugas mobilitas ringan SOF. Pesawat tak berbahaya ini terus menjadi bagian penting dari operasi militer rahasia Amerika di seluruh dunia.