Rafale F-3R Siap Tempur, Apa Kelebihannya?

The Sunday Express

Angkatan Udara dan Angkatan Laut Prancis mengumumkan bahwa Rafale F-3R mereka secara resmi sudah mencapai kemampuan akhir atau FOC. Pengumuman ini akan memungkinkan pasukan Prancis yang dikerahkan dengan kapal induk Charles de Gaulle dan di Yordania sebagai bagian dari Operasi Chammal untuk menerbangkan varian tercanggih dari jet tempur tersebut.

Rafale F3-R mencapai kemampuan operasi awal atau IOC pada Desember 2019. Sedangkan uji coba penerimaan dilakukan pada tahun 2020.

Standar F3-R merupakan evolusi dari standar Rafale F3 dengan keserbagunaan luar biasa yang semakin diperkuat. Ini adalah bagian dari proses berkelanjutan untuk terus meningkatkan kualitas pesawat sesuai dengan persyaratan operasional dan umpan balik dari pengalaman para pilot.

Peningkatan ini memungkinkan Rafale F-3R membawa sejumlah peralatan dan senjata. Salah satunya adalah rudal udara-ke-udara jarak jauh Meteor diproduksi oleh MBDA. Rudal berkinerja tinggi ini mencapai efektivitas maksimum berkat radar AESA yang melengkapi semua Rafale yang dikirim sejak pertengahan 2013. Meteor memperkuat kapasitas Rafale dalam pertahanan udara dan misi penyerangan konvensional atau nuklir. Meteor memungkinkan Rafale bisa melakukan serangan terlebih dahulu kepada lawan.

Peningkatan juga membuat Rafale bisa membawa Pod penanda laser generasi baru Thales Talios. Pod ini terutama digunakan untuk serangan udara kedarat, di siang atau malam hari.  Pod ini semakin meningkatkan presisi tingkat tinggi yang telah ditunjukkan Rafale sejak pertempuran pertamanya tahun 2007 di Afghanistan.

Pod Talios  (Targeting Long-range Identification Optronic System) yang saat ini digunakan dalam operasi memiliki misi utamanya untuk mencari, mengidentifikasi, mengejar, dan menunjuk target untuk senjata udara-ke-darat yang dipandu laser serta pengumpulan intelijen. Bersama dengan pod Damocles, itu akan membentuk tulang punggung nacelles penunjukan laser dari Mirage 2000D dan Rafale.  Hal ini ditandai dengan kualitas sensor yang memungkinkan interpretasi gambar tingkat tinggi sambil tetap berada pada jarak aman dari tujuan yang ditargetkan.

Senjata modular udara ke darat atau AASM Safran versi laser homing juga dibawa F-3R. Keluarga senjata ini, dengan panduan utama GPS dan penguat tambahan menjadikannya sulit ditandingi.  Senjata ini memungkinkan Rafale menghancurkan target pada jarak beberapa puluh kilometer dengan presisi metrik. Versi laser homing secara khusus disesuaikan dengan target bergerak. F3-R juga mencakup peningkatan pada sensor dan sistem Rafale yang memastikan interoperabilitas total.

Selain itu,  Rafale dilengkapi rudal MICA untuk pertempuran dan pertahanan diri. Amunisi dipandu laser GBU-16 yang dibawanya  pada bagiannya, memungkinkan untuk melengkapi kemampuan udara ke darat dari Rafale.

Setelah F-3R kini Rafale menuju standar F4. Standar masa depan ini terutama akan meningkatkan konektivitas Rafale dan kemampuannya untuk beroperasi sebagai bagian dari jaringan.

Beberapa bulan lalu Indonesia disebut mengincar 36 Rafale. Tetapi bagaimana selanjutnya, kita tunggu saja dengan sabar