Setelah 30 Tahun, Su-30 Fullback Menatap Masa Depan

13 April 2020 menandai 30 tahun sejak penerbangan pertama pesawat tempur Sukhoi Su-34, sebuah turunan pesawat tempur superioritas udara kelas berat Su-27 Flanker yang sangat terspesialisasi dalam peran udara ke darat dan anti-kapal.

Pesawat ini memulai pengembangan di Uni Soviet pada 1980-an sebagai penerus pesawat serangan darat Su-24M.

Pesawat juga merupakan salah satu dari beberapa turunan Flanker yang ambisius. Jet tempur dikembangkan pada saat bersamaan dengan Su-30 dan Su-35.

Su-34 adalah salah satu dari beberapa program ambisius yang tertunda atau dibatalkan seluruhnya karena runtuhnya Soviet. Pembom garis depan ini melakukan penerbangan pertama  pada  13 April 1990 tetapi baru beroperasi pada tahun 2014, tahun yang sama dengan Su-35, setelah menyelesaikan uji coba tiga tahun sebelumnya.

Su-34  yang oleh NATO disebut FullBack ini mempertahankan tata letak dasar dan konstruksi Su-27, dengan konfigurasi sayap konvensional tinggi dan sebagian besar peralatan onboard. Perubahan kontur ada di bagian hidung karena menjadi tempat radar yang lebih besar dan canggih.

Kursi pilot dan navigator tidak dalam posisi depan belakang tetapi berdampingan. Fitur  ini memungkinkan dua kru untuk berkomunikasi lebih efektif dalam situasi apa pun tanpa menggunakan radio. Selain itu, menghilangkan keharusan untuk panel kontrol kedua, karena sebagian besar pengendalian dapat dilakukan secara bersama-sama.

Pesawat memiliki panjang 23,3 meter dan tinggi 6,4 meter dengan rentang sayap 14,7 meter. Pesawat mampu terbang pada ketinggian empat belas ribu enam ratus lima puluh meter dan rentang terbang 4.500 kilometer tanpa mengisi bahan bakar, dan 7.000 kilometer dengan pengisian bahan bakar.

Su-34 memiliki radius misi hingga 1.100 km// Pesawat memiliki berat take off 45,1 ton dan berat beban tempur 8 ton Pesawat dapat melesat dengan kecepatan hingga 1.900 km/ jam.

Su-34  menjadi salah satu pesawat Rusia pertama yang dikerahkan untuk operasi tempur di Suriah, dan tidak seperti jet Su-24 yang lebih tua, mereka dapat membawa rudal udara ke udara R-27 atau R-77 selain tentu saja senjata serangan darat.

Para petarung tersebut baru-baru ini mengambil bagian dalam serangan presisi terhadap target di provinsi Idlib, di mana pemberontak mempertahankan benteng besar terakhir mereka di barat laut negara itu.

Media Israel juga melaporkan bahwa Rusia telah menggunakan pesawat tersebut untuk mencegat F-16 Israel yang hendak menyerang sejumlah  target Suriah.

Su-34 dipersenjatai dengan meriam 30mm dan 12 cantelan yang dapat membawa berbagai jenis rudal udara ke udara dan udara ke permukaan, roket dan bom udara.

Di antara kelas senjata yang paling terkenal adalah Kh-65SE dan Kh-SD yang mampu menyerang target hingga 600 km jauhnya. Ini berarti jauh dari jangkauan platform pertahanan udara mana pun yang ada sekarang ini.

Selain itu pesawat juga membawa rudal Kh-38 yang mampu melesat 2,2 Mach dan dapat menggunakan amunisi tandan, hulu ledak fragmentasi atau hulu ledak penembus baju besi tergantung pada sifat target.

Rudal lain yang bisa dbawa adalah Kh-41 berekcepatan 3Mach, Kh-31A 3.5 Mach yang menyediakan kombinasi kecepatan dan jangkauan yang tangguh untuk melibatkan target yang sangat dilindungi.

Angkatan Udara Rusia saat ini menerbangkan lebih dari 120 pesawat tempur Su-34, yang menurut laporan dapat diproduksi dengan biaya yang jauh lebih rendah daripada Su-35 dan diperkirakan akan dibeli dalam jumlah yang lebih besar.

Meskipun pesawat tempur belum diekspor,  mesin AL-31F M2 yang digunakan telah dijual ke China yang awalnya digunakan untuk J- 20. Mesin ini sekarang telah digantikan oleh WS-10B yang lebih mampu buatan China.

Su-34 mungkin menjadi pemukul paling mampu di dunia, dengan kemampuannya akan bersaing ketat dengan  F-15E Amerika dan J-16 China. Namun demikian dalam hal pertempuran udara ke udara Su-34 memang harus mengakui ada di bawah dua pesaing tersebut.

Rusia telah secara ekstensif menguji Su-34 selama hampir lima tahun di Suriah, dan jet tempur ini sepertinya akan mendapatkan harapan cerah, terutama di Rusia yang harus mengganti Su-24 mereka yang kian tua.