Aduh, Indonesia Dilaporkan Batal Beli Su-35 dan Sempat Minta F-35 ke Amerika

Sputniknews

Kabar buruk berembus terkait rencana Indonesia untuk membeli 11 jet tempur Su-35 dari Rusia. Setelah proses yang bertele-tela kini muncul laporan pemerintah Indonesia membatalkan pembelian jet tempur tersebut.

Surat kabar Bloomberg melaporkan Kamis 13 Maret 2020, penyebab pembatalan tersebut karena ada tekanan berat dari Amerika. Selain Su-35 Amerika juga menekan Indonesia untuk tidak membeli kapal perang dari China.

“Indonesia baru-baru ini memutuskan untuk tidak bergerak maju dengan rencana untuk membeli 11 jet tempur Sukhoi Su-35 dengan harga sekitar US$ 1,1 miliar,” tulis Bloomberg mengutip pejabat yang mengetahui masalah tersebut dan meminta untuk tidak disebutkan namanya karena rincian diskusi tetap rahasia.

Pada Februari lalu pejabat itu mengatakan,  Amerika juga menekan Indonesia untuk meninggalkan pembicaraan dengan China untuk mendapatkan beberapa kapal patroli angkatan laut dengan sekitar US$ 200 juta.

“Langkah untuk mengesampingkan kesepakatan itu terjadi setelah para pejabat Amerika menjelaskan bahwa Indonesia dapat menghadapi sanksi karena berurusan dengan Rusia,” kata pejabat itu sebagaimana dikutip Bloomberg.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo juga khawatir Amerika akan mengambil tindakan hukuman terhadap perdagangan jika itu berlanjut dengan kesepakatan China, kata pejabat itu.

Langkah tersebut menggambarkan bagaimana Amerika mencapai beberapa keberhasilan dengan menggunakan kekuatan keuangan dan ekonomi  untuk menghalangi negara-negara lain dari berurusan dengan Rusia dan China, yang diidentifikasi oleh pemerintahan Trump sebagai ancaman terbesar bagi keamanan nasional Amerika.

Berdasarkan kesepakatan barter yang diumumkan pada Agustus 2017, Indonesia berencana untuk membeli 11 jet tempur Sukhoi Su-35 dengan imbalan Rusia membeli barang-barang seperti karet, minyak kelapa sawit mentah, kopi, teh, furnitur, dan rempah-rempah. Perjanjian tersebut akhirnya ditandatangani pada 2018 oleh Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu saat itu.

Dahnil Simanjuntak, juru bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, menolak berkomentar ketika dihubungi Kamis.

“Bukan rahasia bahwa Amerika Serikat memberikan tekanan yang tidak disembunyikan pada negara-negara yang berniat membeli peralatan pertahanan Rusia,” kata Lyudmila Vorobieva, Duta Besar Rusia untuk Indonesia,  dalam sebuah pernyataan tertulis.

“Tujuannya jelas  untuk membuat negara-negara ini menolak untuk mendapatkan senjata dari Rusia dan beralih ke Washington. Tentu saja persaingan tidak adil yang melanggar aturan dan norma bisnis yang transparan dan sah. ”

Indonesia Minta F-35

Pejabat yang dikutip Bloomberg juga menambahkan dalam beberapa pertemuan dengan sejumlah pejabat Amerika, termasuk menteri pertahanan, pejabat Indonesia berulang kali bertanya mengapa mereka diminta tidak membeli jet tempur Rusia.

Amerika mengatakan itu adalah kebijakan mereka, seraya menambahkan bahwa Indonesia menduga itu juga karena jet tempur Rusia akan memberikan keunggulan atas tetangga-tetangga Australia dan Singapura.

Sebaliknya Amerika mengatakan kepada orang Indonesia untuk mempertimbangkan membeli F-16 Viper buatan Amerika, kata pejabat itu. Namun, kata pejabat itu, Indonesia malah mencari cara untuk menegosiasikan pembelian pesawat F-35 yang dikembangkan sebagai bagian dari program Joint Strike Fighter multi-negara.

Program JSF, dipimpin oleh Amerika , termasuk Inggris, Italia, Belanda, Australia, Kanada, Denmark, dan Norwegia. Singapura baru-baru ini setuju untuk membeli pesawat di bawah program ini, sementara Jepang adalah pembeli asing terbesar jet tersebut.

Pejabat itu mengatakan Amerika menegaskan bahwa pemerintah Widodo berisiko terkena sanksi karena membeli jet tempur Sukhoi di Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act atau CAATSA, yang berlaku untuk Rusia dan beberapa negara lain.

Ancaman langsung untuk membeli kapal-kapal China kurang jelas, kata pejabat itu, tetapi pemerintah melihat dirinya rentan terhadap perdagangan.

HJuru bicara Departemen Luar Negeri melalui email mengatakan Amerika tidak dapat mengomentari percakapan diplomatik pribadi. Dia hanya mengatakan Amerika mendesak semua sekutu dan mitra untuk menghindari transaksi baru peralatan militer Rusia untuk menghindari sanksi di bawah CAATSA.

Keputusan untuk membatalkan kesepakatan dibuat setelah para pejabat Indonesia menyimpulkan bahwa akan salah langkah untuk mengambil sisi yang salah dari Amerika, kata pejabat itu. Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam koordinasi dengan Menhan Prabowo Subiyanto, memutuskan pembelian akan membahayakan hubungan dagang, kata pejabat itu.