Su-30 Kisah Flanker Paling Sukses

Su-30SM /TASS

Tahun 1980-an adalah masa keemasan bagi militer Soviet. Beberapa sistem senjata yang sangat ampuh seperti Su-27, MiG-29, sistem pertahanan rudal S300, kapal penjelajah kelas Admiral Kuznetsov, SSN kelas Akula & Sierra SSN bersama dengan Kirovs dan Typhoon mulai beroperasi pada dekade ini atau dalam beberapa tahun stelah itu.

Dan satu lagi senjata yang muncul adalah Su-30. Sebuah multirole jet fighter dua kursi yang sangat kuat yang mengambil sisi terbaik dari Su-27 kemudian ditingkatkan. Dua awak bisa berbagi beban kerja sehingga memungkinkan untuk melakukan serangan jauh lebih efektif.

Jet memberi pilotnya pandangan tajam pada medan tempur dengan radar dan data link kuat serta memberikan sarana untuk kontrol darat.

Su-30 menjadi penyelamat bagi keberlangsungan hidup Sukhoi ketika mereka dalam kondisi kritis dan juga bisa disebut sebagai generasi Flanker paling sukses.

Sejarah

rusia su-30sm 2

Angkatan udara Soviet melantik Su-27 pada pertengahan 1980-an. Pada tahun 80-an, pesawat itu memiliki suite avionik baru yang terlalu banyak untuk seorang pilot tunggal menanganinya.  Jet juga memiliki rentang mengesankkan yakni lebih dari 3200km. Dalam rentang tersebut akan sangat sulit jika hanya menggunakan satu pilot.

Di sisi lain, ruang udara Soviet sangat luas yang menjadikan angkatan udara memiliki kesulitan untuk melakukan patroli wilayah.

Sebuah interceptor baru dengan daya tahan mengesankan diperlukan untuk menutupi ruang udara besar-besaran. Mikoyan membangun MiG-31 yang bisa memindai area yang luas dari ruang udara dengan radar yang sangat besar yakni Zaslon PESA dan Sukhoi, yang selalu bermain biola kedua setelah Mikoyan, ingin mengembangkan pencegat yang cocok dengan kebutuhan angkatan udara Soviet .

MiG-31 dengan radar sangat besar dan senjata banyak adalah interceptor sangat ampuh.
MiG-31 dengan radar sangat besar dan senjata banyak adalah interceptor sangat ampuh.

Angkatan udara Soviet tidak perlu interceptor konvensional, mereka ingin jet dengan fasilitas komando dan kontrol terbatas untuk mengatur serangan kontra terhadap serangan udara.

Persyaratan itu untuk AEWAC konvensional yang besar, mahal dan tidak bisa dikerahkan jauh dari pangkalan seperti jet tempur. Sukhoi kemudian memilih Su-27UB sebagai dasar interceptor / komando baru karena memiliki semua kualitas untuk peran tersebut.

Ini adalah jet tempur paling gesit di masa itu, memiliki tangki bahan bakar besar dan payload mengesankan. Varian baru ditunjuk sebagai T-10PU yang memunculkan sebutan resmi Su-27PU.

 prototip Su-27PU.

prototip Su-27PU.

Dua Su-27UB kemudian dikonversi untuk melayani sebagai model konsep. Kokpit mereka benar-benar dirubah. Kedua pilot bisa menerbangkan jet dan mengontrol senjata secara bergantian. Hal ini memungkinkan pilot untuk istirahat selama sortie jauh dengan bertukar tanggung jawab bila diperlukan.

Pesawat ini juga menerima suite navigasi baru beserta Data link yang meningkatkan kemampuan komando dan kontrol.  Jet resmi memasuki layanan sebagai Su-30 dengan sedikit pesawat telah diproduksi sebelum Uni Soviet runtuh dan semua pesanan dibatalkan.

Su-30 tua dalam pelayanan RuAF, perhatikan gigi roda depan yang cuma tunggal.
Su-30 tua dalam pelayanan RuAF, perhatikan gigi roda depan yang cuma tunggal.

Setelah Uni Soviet runtuh, Sukhoi mengembangkan varian baru dari Su-30 yang secara eksternal mirip dengan yang lebih tua tetapi memiliki beberapa perubahan.

Kapasitas bahan bakar internal meningkat, jumlah cantelan meningkat menjadi 12, upgrade suite avionik sementara mesin uprated ditambahkan untuk mempertahankan kinerja. Landing gear depan telah dimodifikasi dengan memiliki 2 roda bukannya satu untuk menangani peningkatan bobot pesawat.

Revival dan Penjualan

Sukhoi selamat dekade terakhir abad ke-20 dan awal 2000-an karena kebangkitan Su-30. Setelah Uni Soviet runtuh, pasar domestik telah mengering. Sukhoi dan Mikoyan menawarkan varian jet mereka ke negara manapun yang memiliki uang untuk membelinya.

Selama pemerintahan Soviet, pesawat kemampuannya harus di downgrade berat sebelum diekspor, kini sebaliknya Sukhoi ditawarkan untuk menyesuaikan jet sesuai persyaratan dari pembeli. Mereka juga memungkinkan operator untuk memilih sistem non-Rusia untuk jet mereka, sesuatu yang tidak ada negara lain yang menawarkan. Sebagai perbandingan, Amerika masih tidak memungkinkan operator F-16 untuk mengubah mereka dengan menggunakan sistem non-Amerika (dengan beberapa pengecualian).

Sukhoi bisa selamat dari periode setelah runtuhnya Uni Soviet dengan menjual 100 jet ke beberapa negara, yang paling penting adalah keberhasilan menjual varian mirip ke dua negara paling padat penduduknya di planet yaitu India dan China.

India memiliki jet tempur baru untuk melengkapi Mirage 2000. Dan Su-30 menjadi  pilihan. Mereka memiliki Mirage dan sebenarnya menyukai jet tempur ini, tetapi Sukhoi datang dengan harga yang lebih murah dan menawarkan kustomisasi yang membuatnya menarik.

Indian awalnya memperoleh total 8 Su-30K dan diikuti dengan 10 Su-30MK.  Jet tersebut dibeli untuk memungkinkan kelancaran transisi ke Su-30MKI dan upaya untuk menutup kesenjangan karena keterlambatan program MKI. Pesanan ini juga termasuk 32 Su-30MKI standar.

India kemudian menandatangani kesepakatan untuk pembuatan 140 Su-30MKI  di dalam negeri. Jumlah ini naik menjadi 180 dan kemudian naik lagi jadi 222. Sementara itu Su-30K dan Su-30MK ditarik dari layanan dan kembali ke Rusia. Angola membeli jet bekas ini sedangkan India membeli 18 Su-30MKI untuk menggantikan mereka.

Salah satu dari 10 Su-30MK yang dibeli Angkatan Udara India.
Salah satu dari 10 Su-30MK yang dibeli Angkatan Udara India.

Di sisi lain, pengadaan Flanker di China mulai dengan Su-27SK, 100 jet tempur yang telah diperoleh baik dalam bentuk jadi maupun dibangun di dalam negeri. Kesepakatan ini membantu menjaga Sukhoi dari kematian selama tahun 1990-an karena menandai ekspor pertama Flanker untuk negara non-CIS.

Hal ini diikuti oleh penawaran Su-30MKK dan versi ditingkatkan Su-30MK2. Jumlah penjualan yang diperoleh adalah sekitar 80. China telah mulai memproduksi salinan dari Su-30MKK yang ditunjuk J-16 yang bisa menjadi pengganti untuk JH-7.

Su-30MKK dari Angkatan Udara China dengan pod jamming SAP-518. Perhatikan stabilizer vertikal yang memiliki tepi atas horizontal dan berkurangnya canards.
Su-30MKK dari Angkatan Udara China dengan pod jamming SAP-518. Perhatikan stabilizer vertikal yang memiliki tepi atas horizontal dan berkurangnya canards.

Malaysia menandatangani kontrak untuk 18 Su-30MKM dengan Irkut (pabrik yang menghasilkan Flankers berasal dari varian India) pada tahun 2003. Flanker telah menyisihkan Boeing F / A-18E / F Super Hornet untuk memenangkan persaingan Malaysia.

Aljazair juga memerintahkan Su-30 dan varian mereka ditunjuk sebagai Su-30MKA. Mereka menempatkan pesanan awal untuk 28 jet pada tahun 2006, diikuti 16 dibeli untuk mengganti MiG-29SMT yang dikembalikan Aljazair karena masalah kualitas. Mereka baru-baru telah menempatkan pesanan lain untuk 15 jet dari Irkut.

Varian China yang diproduksi oleh pabrik KnAAPO telah diekspor ke Vietnam yang mengoperasikan 24 Su-30MK2V dan telah memerintahkan 12 tambahan. Venezuela juga mengoperasikan 12 Su-30MKV sementara Uganda dan Indonesia mengoperasikan sejumlah kecil dari turunan varian China.

Su-30MKA angkatan udara Aljazair.
Su-30MKA angkatan udara Aljazair.

Rusia telah memerintahkan Su-30s dari Irkut dan KnAAPO yaitu Su-30SM dan Su-30M2. Mereka telah memerintahkan 60 Su-30SM (turunan dari Flanker India) untuk angkatan udara mereka dan 20 untuk angkatan laut mereka. Jet angkatan udara telah dikerahkan ke Suriah.