Seorang Pekerja Bandara Malaysia Tewas Tertabrak Pesawat Landing, Kok Bisa?

    Bombardier Challenger 300 milik Berjaya Air/Berjaya Air Facebook

    Seorang pekerja bandara di Bandara Sultan Abdul Aziz Shah di Subang Malaysia meninggal setelah kendaraan teknik yang dia kendarai ditabrak pesawat yang mendarat.

    Mohd Ruzaimi Iskandar Ahmad Razali, 39, meninggal pada Selasa 19 Maret 2019  setelah dua hari menjalani perawatan medis intensif.

    Malaysia Airports Holdings Berhad (MAHB) dalam sebuah pernyataan pers mengatakan  kecelakaan aneh itu terjadi pada Senin 18 Maret 2019 pukul 03.20 waktu setempat. Mohd Ruzaimi sedang mengerjakan perbaikan landasan pacu pada saat kecelakaan terjadi. Penumpang dan awak kabin pesawat tidak terluka dalam insiden itu.

    Kapten Muhammad Fauwaz Zamzam, pilot Bombardier Challenger 300 yang menabrak pekerja itu sebagaimana dilaporkan The Star mengklaim bahwa pesawat dia telah diizinkan untuk mendarat oleh pengontrol lalu lintas udara. Dia juga mengatakan bahwa tidak ada pemberitahuan yang dikeluarkan tentang adanya pekerjaan pemeliharaan.

    Pilot yang memiliki 7.000 jam pengalaman terbang itu dikutip mengatakan: “Detik setelah pesawat mendarat, saat bergulir di landasan, menabrak sesuatu. Ada  ledakan ringan ketika pesawat sedikit membelok, tapi saya berhasil mengarahkan pesawat. ”

    Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh The Sun Daily, Berjaya Air yang memiliki pesawat itu mengatakan izin pendaratan diminta oleh pilot dan Menara di Bandara Subang memberikan izin untuk mendarat.”

    “Tidak ada suar atau lampu peringatan untuk memperingatkan kru bahwa ada kehadiran pekerja pemeliharaan atau penghalang lainnya di landasan,” tambahnya.

    Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh New Straits Times pada Kamis 21 Maret 2019, pendiri Berjaya Group Tan Sri Vincent Tan menyalahkan otoritas bandara karena kelalaian yang mengakibatkan kematian Mohd Ruzaimi. “Kesalahan untuk insiden ini pasti ada pada otoritas bandara,” katanya sebagaimana dilaporkan Business Insider.

    “Mereka seharusnya memberikan peringatan dini yang memadai kepada pesawat terbang masuk bahwa pekerjaan pemeliharaan sedang dilakukan di landasan pacu atau menutup bandara sama sekali. Tidak ada peringatan seperti itu diberikan dan dalam pandangan saya otoritas bandara lalai, ” tambah Tan.

    Pada hari Kamis, Bandara Malaysia merilis pernyataan media yang mengatakan: “Kami ingin menegaskan kembali bahwa penyelidikan saat ini masih berlangsung oleh Biro Investigasi Kecelakaan Udara di bawah Kementerian Transportasi serta Kepolisian Kerajaan Malaysia.”

    “Setiap kesimpulan pada tahap ini masih prematur dan kami mendesak media dan publik untuk tidak membuat spekulasi sampai investigasi sepenuhnya diselesaikan oleh pihak berwenang,” tambah mereka.