Air India Terima Pesawat ke-125

    Air India minggu ini merayakan pengiriman pesawat ke-125 dari Boeing. Pesawat tersebut adalah yang ke-27 untuk seri 787-8 Dreamliner untuk maskapai nasional India itu.

    “Dengan pengiriman pesawat ini, menandai hari penting bagi Air India. 787 telah menjadi bagian integral dari ekspansi dan daya saing kami, memungkinkan kami untuk membuka banyak rute baru dan tanpa henti dan memberi pengalaman terbang yang tak tertandingi kepada pelanggan kami. Pesawat Boeing selalu menjadi landasan armada Air India, memberikan kami yang terbaik secara ekonomi, efisiensi bahan bakar, fleksibilitas dan kenyamanan penumpang,” kata Rajiv Bansal, Chairman and Managing Director, Air India.

    Air India sudah terlibat langsung dalam pemakaian seri 787 Dreamliner dan menerima pengiriman 787-8 pertamanya pada tahun 2012. Secara keseluruhan, maskapai ini sekarang mengoperasikan 27 pesawat seri 787-8 Dreamliner, kemudian ada juga 777-200LRs, 777-300ER, dan 747- 400s.

    Boeing dan Air India telah menjadi mitra yang kuat dalam penerbangan selama lebih dari 70 tahun. Kemitraan ini kini ditandai dengan pesawat ke-125 yang dikirim Boeing untuk Air India.

    Air India 787 Dreamliners menawarkan sejumlah fitur yang menyenangkan bagi penumpang seperti tempat bagasi yang besar di atas, tempat duduk bersandar yang nyaman, lampu LED, udara bersih, jendela dimmable yang lebih besar dan pengalaman hiburan in-flight yang eksklusif bagi penumpang.

    Air India mengoperasikan 787 Dreamliner untuk semua tujuannya di Eropa dan ke kota-kota lain di kawasan Teluk, Asia dan Australia. Operasi langsung Air India dengan pesawat Dreamliner seri baru ke jaringan internasional dan domestik telah menjadi sangat populer bagi penumpang di India dan luar negeri.

    Seri 787 Dreamliner adalah kelompok pesawat terbang yang paling inovatif dan efisien yang terbang hari ini. Sejak memasuki layanan pada tahun 2011, seri 787 telah menerbangkan lebih dari 196 juta orang di lebih dari 560 rute unik di seluruh dunia, menghemat sekitar 18 miliar pon bahan bakar.