Kebangkitan Maskapai Negeri Jiran

    Malaysia Airlines Bhd berencana membeli Boeing Co 787-9 Dreamliners dan 737 Max jet. Ini menjadi bagian dari upaya maskapai itu untuk bangkit dan memperbaiki layanannya di Asia Tenggara.

    Maskapai ini menandatangani nota kesepahaman untuk delapan Dreamliner komposit karbon, dan delapan 737 Max 8s bernilai 3,06 miliar dollar AS. Kesepakatan tersebut menandai kemenangan Boeing dalam sebuah kompetisi yang selama ini lebih banyak dimenangkan Airbus. Malaysia sebelumnya telah melakukan pembicaraan untuk pesawat A330neo namun belum dapat mencapai kesepakatan mengenai harga.

    Malaysia Airlines mungkin menggandakan pesanan 25 pesawat dari single isle 737 Max 10 selama lima tahun ke depan. Hal itu pernah disampaikan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak pada sebuah pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih awal pekan. “Kami membicarakan perdagangan, kesepakatan perdagangan yang sangat besar. Kami sedang mengerjakan satu kesepakatan bernilai 10 dan 20 miliar dolar,” kata Trump.

    Najib mengatakan ada kemungkinan mereka akan menambahkan 25 lagi 737 Max 10 dalam waktu dekat. Jadi dalam lima tahun, kesepakatan itu akan bernilai lebih dari 10 miliar dollar AS. Pemerintah Malaysia juga mencoba membujuk AirAsia untuk membeli mesin GE kata perdana menteri tersebut.

    Malaysia Airlines, yang ditolong oleh dana negara melaui Khazanah Nasional Bhd., telah berusaha untuk bangkit menyusul dua kecelakaan fatal pada 2014. Maskapai ini, yang diperkirakan akan untung lagi tahun depan, telah menambahkan lebih banyak layanan di Asia. Mereka juga menghapus rute jarak jauh yang tidak menguntungkan agar bisnis tetap berjalan.

    Maskapai ini menyewa enam Airbus A350 dari Air Lease Corp. untuk menawarkan penerbangan ke London tahun depan. Mereka juga memesan 737 pesawat Max 9 dan Max 10 dari Boeing tahun lalu dengan pengiriman masing-masing pada 2019 dan 2021.