Pesawat Masa Depan: Seperti Hotel, Punya Toko dan Resto

Digadang-gadang pesawat ini tidak akan mengeluarkan emisi. Desain awalnya dibuat 3 lantai. Apakah ini yang akan menjadi bagian terbesar dari revolusi industri penerbangan?

Pesawat Solar Impulse 2 sudah membuat perjalanan bersejarah keliling dunia hanya dengan didukung oleh energi matahari. Jadi sudah terbukti bahwa energi surya cukup menjadi tenaga bagi pesawat terbang, meski dalam kasus ini adalah pesawat berukuran kecil. Tetapi, tentu tidaklah terlalu gila untuk berpikir bahwa suatu saat di masa depan, penerbangan komersial akan meninggalkan bahan bakar fosil yang kotor. Jika panel kecil menerbangkan pesawat kecil, maka dibutuhkan panel besar untuk pesawat yang lebih besar juga, begitukan?

Kapan itu terwujud?

Masa depan perjalanan udara mungkin akan datang lebih cepat dari yang kita duga. Perancang grafis dari Spanyol, Oscar Vinals percaya bahwa pesawat zero emission yang konsepnya dia beri nama AWWA QG Progress Eagle, dapat lepas landas dalam 15 tahun ke depan.

Menurut CNN, pesawat ini didukung oleh enam mesin hidrogen termasuk mesin belakang yang berfungsi ganda sebagai turbin angin. Panel surya di atap dan sayap juga akan menyediakan tenaga bagi pesawat saat terbang. “Aspek terbaik dari Progress Eagle adalah kapasitasnya untuk menghasilkan energinya sendiri,” kata Vinals kepada CNN. Dia juga menyebut bahwa pesawat ini akan terbang tanpa suara.

Pesawat tiga tingkat rancangan Vinals ini bisa membawa hingga 800 penumpang. Kokpit terletak di lantai dua, yang memberikan pilot pemandangan panorama luas. Ada juga sebuah ruangan dengan tempat tidur, ruang santai dan ruang kerja untuk para awak. Karena ada lebih banyak ruang dibanding pesawat komersial standar yang kini ada, bukan tidak mungkin akan ada ruang untuk kamar pribadi, toko dan restoran.”Dua belas jam di pesawat terbang bisa terasa seperti hotel. Ini akan mengurangi stres dari penerbangan yang panjang,” kata Vinals.

Rancangan pesawat ini memiliki lebar sayap 96 meter, dan berukuran sama besar dengan dua kolam renang Olimpiade. Vinals membayangkan bahwa sayapnya bisa dilipat untuk mengurangi ukurannya dan memenuhi peraturan bandara internasional. Untuk membandingkan, Boeing 777 memiliki lebar sayap sekitar 60 meter.

Vinals menggambarkan bahwa Progress Eagle dirancang dengan sayap yang cerdas, disusun dengan serat karbon dan endoskeleton berongga dalam bentuk sarang lebah ultra ringan dari titanium dan graphene. Untuk pendorongnya, energi dari bahan bakar hidrogen serta turbin angin akan membawa pesawat terbang. Sedangkan energi surya mendorong pesawat saat berada di udara.

Jadi, percaya atau tidak bahwa kreasi ini akan terwujud? Kita tunggu setidaknya dalam 15 tahun ke depan.