Dalam Sehari Dua Pesawat Qantas Mendarat Darurat

    Dua penerbangan Qantas Internasional terpaksa kembali landing ke Sydney karena masalah teknis hari Jumat 4 Agustus 2017. Masalah ini menimpa pesawat Qantas A380 QF7 rute Sydney ke Dallas, AS yang bahkan sempat membuang bahan bakar di lepas pantai untuk meminimalkan resiko. Selain itu, masalah juga menimpa penerbangan Qantas QF63, rute Sydney ke Johannesburg, Afrika Selatan. Keduanya kembali ke bandara asal karena pilot mengidentifikasi masalah yang tidak dapat diselesaikan sendiri.

    Kedua pesawat ini kembali ke bandara Sydney dalam jeda waktu sekitar dua jam saja. Dalam penyidikan lebih lanjut, untuk kasus flight QF63 ternyata pesawat diketahui memiliki celah di kaca depan. Ada dugaan bahwa masalah mekanisme pemanasan menyebabkan retak.

    Qantas menyatakan, penerbangan QF63 ke Johannesburg juga perlu kembali ke Sydney karena masalah teknik. “Pesawat ini telah mendarat dengan aman. Ini adalah Boeing 747-400 dan memiliki masalah yang berbeda dengan satu pesawat lain yang juga bermasalah. Tim operasional kami bekerja dengan menempatkan penumpang atau menawarkan transportasi ke rumah sebelum layanan penerbangan pengganti ditentukan jadwalnya,” kata juru bicara Qantas.

    Sedangkan untuk flight QF7, Qantas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pesawat itu mengalami masalah mekanis. Flaps pada pesawat terbang yang melekat pada sayap, tidak dapat ditarik kembali, yang berarti pesawat akan terbang dengan tidak efisien. Karena penerbangan menuju Dallas adalah penerbangan yang terpanjang dimiliki Qantas, maka kapten pilot membuat keputusan untuk kembali ke Sydney.

    “Pesawat  Airbus A380  flight QF7 mendarat pada pukul 4 sore waktu Sydney dan kerusakan akan langsung diperiksa oleh para teknisi,” demikian pernyataan Qantas.

    Bulan Juni lalu, sebuah pesawat Qantas juga terpaksa mendarat darurat setelah membuang bahan bakar ke laut. Pesawat jurusan Melbourne ke Los Angeles, dialihkan ke Sydney setelah lampu darurat menyala di kokpit A380 sekitar satu jam setelah take off. Diduga pesawat mengalami kebocoran bahan bakar yang mempengaruhi kinerja mesin kedua di sisi kiri pesawat.