Penumpang Panik, Kirim Pesan Perpisahan ke Istri

Seorang penumpang penerbangan Jet2 begitu panik ketika pesawat yang ditumpanginya mengalami turbulensi. Saking paniknya, dia sudah mengirim SMS perpisahan ke istrinya. Isinya pendek, dan tipikal pesan yang dikirim penumpang ketika berpikir pesawatnya akan mengalami kecelakaan: Aku cinta kamu, sayangkua….

Pesawat yang terbang ke Bandara Leeds, Bradford itu memang sempat terganggu perjalanannya. Di tengah udara, dia miring dan terjun dengan sudut sekitar 40-50 derajat ke laut. Tom Miller penumpang berusia 39 tahun ini refleks menyentuk telepon genggamnya dan mengirim pesan ke sang istri. Sebuah salam perpisahan.

Kepada media Inggris seusai berhasil turun dengan selamat bersama seluruh penumpang lain, Tom bercerita bahwa sekitar 30 menit setelah take off, saat pilot mengumumkan situasi darurat. Tom yakin, pilot sebelum memberi pengumuman sudah memberitahukan awak kabin terlebih dahulu. Soalnya, dia melihat para awak kabin sempat saling pandang seperti memberi isyarat tentang situasi yang dihadapi.

Para awak kabin sedang membawa troli makanan ketika sitausi darurat terjadi. Isyarat lampu darurat munucul dan awak kabin segera membawa kembali troli itu ke posisi aman sebelumnya.” Kemudian masker darurat jatuh dan pesawat mulai menukik setidaknya dalam sudut sekitar 40-50 derajat. Kondisinya itu rasanya seperti berlangsung lama sekali, tapi setelah aku ingat kembali sebenarnya hanya beberapa saat saja. Rasanya seperti jatuh dari langit,” papar Tom.

Pesawat Jet2 itu terbang dari Ibiza ke Leeds dengan 180 penumpang ketika sebuah kondisi darurat kecil  memaksa pilot tersebut melakukan aksi turun dari ketinggian. Tom warga Sheffield, Inggris baru saja pulang dari liburan akhir pekan di Ibiza dengan 14 teman-temannya dalam penerbangan yang sama. Ketika masker darurat muncul di depan wajahnya, dia sempat berpikir apakah semua akan baik-baik saja atau tidak. Dan situasi semakin tegang karena ada anak-anak di sampingnya yang berteriak-teriak.

“Saya melihat teman-teman dan kami tahu tidak ada yang bisa kami lakukan. Beberapa dari mereka duduk di dekat jendela dan kami saling memandang. Kami hanya bisa berkata, beginilah akhir hidup kami,” tambah Tom.

Setelah turun dari pesawat, Tom akhirnya diberi tahu bahwa insiden itu terjadi di atas laut. Dia membayangkan peristiwa ini sebagai pengalaman paling menegangkan dalam hidupnya.

Sejurus kemudian, pesawat kembali stabil, dan terbang dengan nyaman seperti biasa. Kapten pilot memberi penjelasan kepada penumpang, bahwa mereka mengalami masalah karena tekanan kabin yang tiba-tiba turun. Jalan keluar yang bisa dilakukan adalah menurunkan ketinggian pesawat secepatnya untuk memperoleh tekanan yang disyaratkan. Setelah mencapai ketinggian yang aman pesawat akhirnya mendarat di bandara Barcelona.

Di Barcelona, Tom harus menunggu 4 jam sampai pesawat pengganti membawa mereka kembali ke Inggris. “Saya benar-benar mengerti mengapa mereka yang mengalami insiden semacam ini berpikir untuk tidak naik pesawat lagi. Sekarang, saya hanya ingin pulang,” tambah Tom.