Iran Tunjuk Perempuan Sebagai CEO Maskapai Plat Merah

Langkah besar. Iran telah menunjuk seorang CEO perempuan memimpin maskapai nasionalnyapertama kali sejak didirikan pada 1940.

Harian IRAN milik pemerintah melaporkan pada 12 Juli 2017, bahwa Menteri Transportasi Iran menunjuk Farzaneh Sharafbani sebagai CEO Iran Air. Perempuan berusia 44 tahun ini memegang gelar PhD dalam rekayasa kedirgantaraan dan sebelumnya bertugas sebagai direktur di Iran Air.

Iran kini sedang dalam proses pembenahan armada maskapainya yang memiliki pesawat relatif tua. Langkah ini menyusul kesepakatan nuklir 2015 dengan berbagai negara dunia, yang menghapus sanksi internasional. Kemajuan ini membuka transkasi miliaran dolar dengan Boeing dan Airbus untuk membeli sejumlah pesawat penumpang.

Pemerintahan Presiden Hassan Rouhani, seorang moderat yang terpilih kembali awal tahun ini, telah menunjuk sejumlah wanita ke sejumlah jabatan manajemen. Ini sebenarnya tidak lurus dengan tradisi di republik Islam tersebut, meskipun bukan sebuah larangan budaya.

Farzaneh Sharafbani memegang gelar PhD di bidang kedirgantaraan. Dia adalah Direktur Jenderal Departemen Penelitian saat ini, dan anggota dewan direktur Iran Air. Sebelumnya, dia pernah bekerja sebagai ahli dalam perselisihan antar maskapai.

Kebangkitan maskapai milik pemerintah Iran ini menarik perhatian dunia. Bagaimana tidak, Iran selama ini menderita di bawah sanksi internasional, sehingga dunia penerbangannya relatif stagnan. Rencana ambisius untuk menghidupkan kembali maskapai Iran sempat melahirkan kekhawatiran sendiri. Jika Iran dianggap melanggar kesepakatan pada satu waktu nanti, bukan tidak mungkin maskapai ini akan terdampak.

Sharafbani menggantikan Farhad Parvaresh, yang akan pindah tugas ke Montreal, Kanada untuk mewakili Iran di Organisasi Penerbangan Sipil Internasional. Parvaresh bekerja di Iran Air selama 28 tahun di berbagai posisi, 8 tahun di antaranya sebagai CEO. Dia meraih gelar di bidang teknik mesin dan master dalam manajemen industri.

Sharafbani bergabung dengan jajaran perempuan CEO maskapai penerbangan. Ini adalah fakta langka di industri yang sebagian besar dipimpin oleh laki-laki. Menurut data terbaru, pada 2014 kurang dari 5%  atau hanya dua belas dari yang anggota IATA yang berjumlah 248 operator di seluruh dunia, memiliki pimpinan perempuan. Dari daftar itu adalah Air Asia, Air Namibia, CityJet, EasyJet, Jetstar Group, Kuwait Airways, Precision Air , Syrian Arab Airlines, TAM Airlines, Thomson Airways, Transaero, dan Aerogal.

Keputusan untuk mempromosikan Sharafbani bertepatan dengan kebangkitan penerbangan Iran. Berita utama tentang maskapai Iran yang menerima pengiriman dari produsen pesawat utama secara reguler muncul dalam berita selama setengah tahun terakhir.

Iran Air adalah maskapai yang berkantor di Teheran. Bandara Imam Khomeini di Teheran dan juga Bandara Mehrabad adalah basis utamanya untuk penerbangan internasional dan domestik. Pada bulan Mei 2017, perusahaan ini mengoperasikan layanan terjadwal ke 56 tujuan di Asia dan Eropa. Maskapai ini memiliki anak perusahaan untuk layanan kargo, yang disebut Iran Air Cargo.

Iranian Airways didirikan pada Mei 1944 oleh Reza Afshar dan Gholam Ebtehaj. Pasca perang Dunia, penerbangan penumpang pertamanya adalah dari Teheran ke Masyhad. Diikuti oleh layanan Teheran-Esfahan-Shiraz-Bushehr-Abadan-Ahwaz. Pada tahun 1946, maskapai ini mendirikan layanan ke Kairo, Baghdad dan Tel Aviv, dan pada bulan April 1947, ke Paris.

Antara tahun 1945 dan 1962, maskapai ini menjadi maskapai domestik utama, yang juga mengoperasikan beberapa penerbangan internasional ke Eropa setiap minggunya. Armadanya terdiri dari Douglas DC-3s, dilengkapi oleh Douglas DC-4 dan pesawat Vickers Viscount.

Iranian Airways dinasionalisasi pada 1961. Pada 24 Februari 1962, Iranian Airways dan perusahaan lain bernama Persian Air Services bergabung untuk membentuk Iran National Airlines Corporation (HOMA), yang dikenal sebagai Iran Air. Maskapai ini menggunakan burung homa sebagai simbol. Di antara pesawat yang digunakan adalah Avro Yorks, Douglas DC-3s, Douglas DC-6s dan Vickers Viscounts. Maskapai penerbangan ini menjadi anggota penuh International Air Transport Association (IATA) pada 1964. Iran Air merupakan maskapai pertama yang mengoperasikan Boeing 747SP.