Evolusi Jet Tempur Rafale, Prancis Standar F4

The Sunday Express

Prancis telah memberikan lampu hijau untuk membangun  jet tempur Rafale F4 yang merupakan standar terbaru dari jet tempur yang dibangun Dassault Aviation tersebut. Pesawat ini akan memiliki banyak kemampuan baru serta kinerja yang lebih tinggi dibandingkan pendahulunya, Rafale.

“Menteri pertahanan, Jean-Yves Le Drian, memutuskan pada  20 Maret untuk mengotorisasi peluncuran pengembangan standar baru  pesawat tempur Rafale F4,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan 22 Maret 2017.

Dassault Aviation, kontraktor utama, menyambut baik keputusan dan menyatakan peningkatan kinerja Rafale ini juga akan membantu ekspor pesawat tempur tersebut.

Pembangunan pesawat baru ini akan mengadopsi berbagai pelajaran yang didapat dalam misi tempur yang telah dijalani Rafale. Seperti diketahui pesawat ini telah terlibat dalam berbagai perang seperti perang Libya, misi Prancis di Afrika, perang ISIS hingga misi NATO.

Rafale F4 juga akan meningkatkan kemampuan saat terbang dalam misi nasional dan koalisi, dan meningkatkan integrasi sensor jaringan dan komunikasi.  Selain itu pesawat baru juga akan ditingkatkan dalam kemampuan menembakkan rudal serta kinerja mesin.

Sebuah Rafale  F4 pertama dengan kemampuan tempur penuh diharapkan akan diterima pada 2023 untuk menjalani pengujian dan masuk layanan pada 2025.

Seiring waktu, Rafale F4 akan menggantikan jet tempur mesin  tunggal Mirage 2000 dan memungkinkan Angkatan Udara Prancis untuk mengisi seluruh kekuatan tempur udaranya dengan Rafale.

“Standar baru ini sebagai upaya  mengejar evolusi yang berkelanjutan dari pesawat ini, yang secara bertahap akan mengisi seluruh kekuatan armada jet tempur berawak Prancis,” kata Kementerian Pertahanan Prancis dilansir Defense News Kamis 23 Maret 2017.

Prancis sejauh ini telah menerbangkan 180 Rafale dari total armada yang direncanakan 225 pesawat. “Peluncuran standar F4 sangat diperlukan untuk memberikan layanan kami pada tahun 2025 sebuah pesawat dengan kinerja yang lebih tinggi, menanggapi realitas yang semakin menantang,” kata Le Drian dalam sebuah pernyataan.

Pembangujnan  in akan melibatkan sejumlah pihak termasuk pemasok utama subsistem  Thales dan Safran, dengan MBDA sebagai pemasok rudal.

“Saya senang dengan keputusan menteri pertahanan,” kata  CEO Dassault Eric Trappier dalam sebuah pernyataan.