Iran Desak AS Membuka Pelarangan Penjualan Pesawat

    Iran Incar Penerbangan Langsung ke AS

    Iran pada hari Minggu 18 September 2016 mendesak Amerika Serikat untuk mencabut hambatan yang tersisa untuk itu pembelian pesawat penumpang menyusul pencabutan sanksi internasional.

    Iran pada awal tahun ini telah sepakat untuk membeli lebih dari 200 jet bernilai senilai US$ 50 miliar dari Airbus dan Boeing sebagai kompensasi kesepakatan nuklir di mana Teheran bersedia untuk melakukan pembatasan pada kegiatan nuklirnya.

    Kedua penawaran akan sangat tergantung pada persetujuan Amerika karena tingginya proporsi bagian AS di hampir semua pesawat jet modern, termasuk yang dibuat oleh Airbus Eropa.

    Selain itu hambatan lain kesediaan bank-bank Eropa untuk membiayai penawaran karena pembatasan atas penggunaan dolar AS dan kekhawatiran atas risiko hukum jika sanksi diberlakukan kembali.

    Menteri Jalan dan Perkotaan Menteri Abbas Akhoundi dalamkonferensi penerbangan mengatakan Iran telah mematuhi kewajiban dan terus bernegosiasi dengan pembuat pesawat lainnya.

    “Kami sedang bernegosiasi dengan semua nama-nama besar . Ada banyak kendala tapi saya yakin bahwa karena kita telah menghormati semua aturan dan peraturan internasional, semua masalah akan diselesaikan,” katanya dalam CAPA Aviation Finance Summit, pertemuan besar kedua pemimpin penerbangan di Teheran sejak sanksi dicabut pada bulan Januari.

    Kalangan yang tidak setuju di Kongres AS menyatakan bahwa Iran bisa menggunakan jet penumpang untuk tujuan militer seperti mengangkut militant untuk bertempur dengan pasukan AS atau atau mentransfer pesawat untuk penerbangan yang masih di bawah sanksi AS.

    Para kritikus juga mengatakan jet diakuisisi yang oleh maskapai nasional IranAir bisa dikirimkan ke maskapai yang tetap pada daftar hitam AS, seperti operator terbesar di negara itu, Mahan Air.

    Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Akhoundi menepis kekhawatiran tersebut. “Kami memiliki kontrak. Kami akan tetap berpegang pada itu,” katanya.

    Dia juga mengatakan pada konferensi pers bahwa acara Teheran, didatangi oleh puluhan perusahaan asing, membuktikan bahwa penerbangan itu dalam lingkup internasional.

    Selain penjualan pesawat, Iran memberi prospek bisnis yang signifikan bagi perusahaan Barat termasuk perluasan bandara nasional yang tidak memadahi akibat sanksi panjang.

    “Ada lebih dari 60 bandara di Iran tetapi 80 persen yang layak dan ini bekerja di luar kemampuan, itulah sebabnya kita perlu mengembangkan,” kata Akhoundi.

    “Mereka semua siap untuk menarik investor, dan mempersilakan berinvestasi di bagian manapun,” katanya pada konferensi yang diadakan di bandara Imam Khomeini Teheran.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.