AP I Kucurkan Rp1,16 Triliun untuk Peningkatan Kualitas Runway 10 Bandara

Bandara Juanda Surabaya

PT Angkasa Pura I mengucurkan dana sebesar Rp1,16 triliun guna mengembangkan kapabilitas fasilitas landasan pacu di sepuluh bandara.

Direktur Operasi PT Angkasa Pura I Wendo Asrul Rose mengatakan perbaikan landasan pacu di 10 bandara bertujuan meningkatkan keandalan fasilitas sisi udara. Hal ini sejalan dengan trafik udara saat ini yang terus tumbuh, dan beban pesawat yang kian besar.

“Pesawat seperti B777-300, B747-400 dan A330 itu memiliki berar yang tidak sesuai dengan desain peruntukkan awal runway ketika dibangun. Akibatnya, struktur runway menjadi fatigue atau cepat rusak,” katanya di Jakarta, Senin (13/6/2016).

Ke-10 bandara tersebut yakni Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Frans Kaisiepo Biak, Sam Ratulangi Manado, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Bandara Achmad Yani Semarang, Bandara Pattimura Ambon dan Bandara El Tari Kupang.

Adapun, program pengembangan landasan ini, sebenarnya telah dimulai sejak 2014 yang lalu.

Sekretaris Korporat PT Angkasa Pura I Farid Nugraha menuturkan pengembangan landasan pacu memang memerlukan waktu yang panjang. Pasalnya, perbaikan landasan pacu berpotensi mengganggu aktivitas penerbangan.

“Bali misalnya, itu kan sangat padat , overlay saja sampai tertunda 1,5 tahun. Kalau perbaiki siang mengganggu penerbangan domestik, malam mengganggu penerbangan internasional, jadi memang harus bertahap,” kata dia.

Program pengembangan landasan pacu juga sempat tertunda akibat kontraktor swasta yang tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya sehingga pengerjaan berhenti di tengah jalan.

Belajar dari kesalahan itu, sambungnya, Angkasa Pura I akan menggandeng perusahaan BUMN untuk menggarap proyek tersebut. Dia optimistis program pengembangan landasan pacu kali ini akan berjalan sesuai target yang ditentukan.

“Saat ini, landasan pacu sudah menjadiconcern kami, karena itu alat produksi utama Angkasa Pura I. Alokasi anggaran yang dikucurkan pun sangat masif, dan kami ingin bisa selesai cepat, maksimal 38 bulan,” ujarnya.

Sejalan dengan itu, Farid juga menilai pesatnya industri penerbangan saat ini membuat Angkasa Pura I harus menetapkan standar pelayanan minimal yang lebih tinggi, tidak terkecuali kekerasan (pavement classification number/PCN ) landasan pacu.

Ketua Penerbangan Berjadwal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Bayu Sutanto mengapresiasi langkah Angkasa Pura I dalam mempercepat pengembangan landasan pacu bandara.

“Bagus dong bagi maskapai. Dengan peningkatan PCN berarti kapasitas payload pesawat-pesawat yang sekarang bisa optimal, sehingga jumlah penumpang dan kargo yang bisa diangkut juga lebih maksimal,” katanya.

Selain itu, Bayu menilai meningkatnya standar kekerasan landasan pacu di bandara, berpotensi membuat para maskapai lebih percaya diri dalam mendatangkan armada tipe baru yang berkapasitas lebih besar. (Bisnis.com)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.