Bandara Silangit Danau Toba Didarati Wings Air

Wings Air

Maskapai dari Lion Grup, Wings Air, kini menyusul Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air mendarati Bandara Silangit, Danau Toba. Wings Air menjadi feeder dari Bandara Kuala Namu Medan ke Silangit.

Selama ini, feeder ke bandara yang terletak di ketinggian 1.400 mdpl itu hanya dilayani oleh Susi Air. Dengan penambahan rute Kuala Namu–Silangit ini, maka pariwisata Danau Toba diharapkan semakin terbuka.

Mulai 27 Mei 2016, Wings Air terbang satu kali setiap hari selama tujuh hari dalam sepekan, yakni pada pukul 07.50– 08.40 WIB, balik lagi ke Kuala Namu 09.05–09.55 WIB.

Untuk meningkatkan konektivitas jalur udara ke Silangit, Garuda Indonesia sudah lebih dulu membuka rute penerbangan ke Bandara Silangit pada 22 Maret 2016. Untuk tahap awal, Garuda terbang tiga kali sepekan dengan kapasitas per-penerbangan sebanyak 96 penumpang menggunakan pesawat Bombardier CRJ-1000 NextGen.

Danau Toba terus berbenah untuk menjadikan kawasan ini sebagai “Bali Baru” dari 10 top destinasi yang sudah diputuskan Presiden Jokowi. Angkasa Pura II ditugasi untuk memperpanjang landasan pesawat terbangnya sampai 2.650 meter. Perusahaan pengelola bandara itu juga diminta memperlebarkan appron dari saat ini 30 meter, menjadi 45 meter.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, khusus untuk Danau Toba, Kementerian BUMN telah menginstruksikan kepada seluruh PTPN agar membangun seluruh mess menjadi hotel berstandar internasional. “Ada tiga hal krusial dalam bidang pariwisata. Pertama akses, kedua atraksi, dan ketiga amenitas. Di ketiganya, BUMN bisa support dengan baik,” kata Yahya.

Danau Toba memiliki panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang menjadikannya sebagai danau vulkanik terbesar di dunia dan danau terbesar kedua di dunia sesudah Danau Victoria di Afrika. Dengan kedalaman mencapai 500 meter, Danau Toba merupakan satu dari 10 danau terdalam di dunia. Dengan luas 640 kilometer persegi, Pulau Samosir merupakan pulau vulkanik dengan luas setara dengan luas Negara Singapura.

Danau Toba mempunyai sejarah panjang yang memengaruhi perjalanan evolusi manusia, binatang dan tumbuhan di dunia. Dari kajian geologi, ledakan vulkanik Toba terjadi tiga kali yaitu pada 900.000 tahun yang lalu, 500.000 tahun yang lalu, dan terakhir pada 75.000 tahun yang lalu. Kondisi seperti ini merupakan kondisi yang unik, yang tidak dapat dijumpai di banyak tempat di dunia. Saat ini sekurang- kurangnya terdapat total 45 geo-sites yang tersebar di empat geo-area yakni Kaldera Porsea, Kaldera Haranggaol, Kaldera Sibandang, dan Samosir.

Pengembangan pariwisata di Danau Toba tidak hanya dari segi nilai geologisnya saja tetapi juga mengangkat kekayaan flora dan fauna serta arsitektural dan nilai-nilai luhur budaya masyarakat Batak yang tinggal di sekitarnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.