Kisah Cinta Sehidup Semati dalam Tragedi EgyptAir MS804

Reham-Mosad-Ahmed-el-Ashry

Ahmed el Ashry pernah berkata tak bisa membayangkan hidup tanpa kehadiran istri tercinta Reham Mosad dan bersumpah akan melakukan apa saja demi istrinya yang mengidap kanker, sekalipun ajal mengadang mereka.

Dan pasangan suami istri dari Mesir yang tengah kembali ke Kairo sehabis berobat di Paris itu benar-benar menutup kisah cinta sehidup semati mereka. Keduanya menjadi salah satu di antara 66 orang yang tewas dalam kecelakaan pesawat EgyptAir MS804, meninggalkan tiga anaknya yang masih kecil-kecil menjadi anak yatim piatu.

Reham Mosad memerlukan pengobatan untuk penyakit kanker yang dideritanya. Oleh karena itu, suaminya Ahmed el Ashry menarik tabungannya demi membawa sang istri ke Prancis untuk berobat.

Setelah sebulan dirawat di Paris, pasangan itu hendak kembali ke Kairo pada Rabu (18/5/2016) pekan lalu demi berkumpul kembali dengan tiga buah hati mereka, Adam, Salma dan Alia.

Kisah Cinta Sehidup Semati dalam Tragedi EgyptAir MS804

Ahmed el Ashry (kanan) bersama istrinya, Reham Mosad meninggalkan tiga anaknya yang masih kecil-kecil Adam, Salma dan Alia, menjadi anak yatim piatu. (telegraph.co.uk)

Namun pesawat EgyptAir yang mereka tumpangi sejak dari Paris itu tidak pernah mencapai tempat yang mereka tuju. Pesawat hilang dari pantauan radar di atas Laut Mediterania Kamis pagi buta.

Beberapa lama kemudian militer Mesir kemudian menyatakan telah menemukan serpihan pesawat itu bersama dengan bagian-bagian jenazah dan barang milik para penumpang MS804.

Mosad adalah guru pada Modern Academy, sebuah sekolah khusus di Kairo, yang memiliki sebuah buletin sekolah yang menurunkan tulisan khusus demi mengenang dia dan suaminya.

Menurut buletin sekolah itu, Leader’s College, el Ashry menyatakan akan melakukan apa saja untuk mengurangi sakit istrinya dan memperpanjang hidupnya. Pasangan suami istri ini pergi ke Paris demi mengobati Mosad, kendati kerabat dan sahabat mereka menyarankan agar mereka tetap mencari pengobatan di Mesir saja.

Dalam pernyataan yang disiarkan kembali sekolah di mana ketiga anaknya menimba ilmu, el Ashry pernah berkata bahwa dia tidak bisa membiarkan istrinya pergi sendirian ke Prancis.

“Saya tak mau membiarkan Reham sendirian, jika sesuatu menimpa dia, sulit melukiskan bagaimana hidup saya nanti, antara hidup bersama atau mati bersama, saya tak bisa membayangkan hidup tanpa dia,” kata el Ashry seperti tertulis pada tulisan khusus buletin Leader’s College itu.

Demi menghormati pasangan Ahmed-Resam, Modern Academy memutuskan menjamin ketiga anak mendiang suami istri itu agar tetap bersekolah di sana.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.