Empat Teori Raibnya EgyptAir MS804

SKENARIO 4: Pilot

EgyptAir mengatakan, kapten pilot dalam penerbangan MS804 telah memiliki 6.275 jam terbang, termasuk di dalamnya 2.101 jam dengan A320. Adapun co-pilot memiliki jam terbang 2.766. Keduanya termasuk pilot berpengalaman.

Menurut analis penerbangan, otomatisasi tingkat tinggi di pesawat modern akan mengurangi kemungkinan kesalahan pengoperasian di antara pilot. Namun ketika menemui sesuatu yang keliru, awak pesawat dalam beberapa kasus, mengalami kesulitan mengatasinya.

Salah satu contoh adalah pendaratan darurat penerbangan Asiana saat approaching ke Bandara San Francisco pada 2013, di mana tiga penumpangnya tewas. Laporan NTSB mengatakan pilot junior yang saat itu mengontrol pendaratan, gagal memahami “kompleksitas dari auto-throttle dan autopilot flight director systems.”

Skenario pilot juga dikuatkan adanya kejadian pilot sengaja bunuh diri dengan pesawat yang dibawanya dalam tragedi Germanwings. Pesawat yang hancur berkeping-keping pada Maret tahun lalu itu disebabkan oleh aksi kopilot berusia 27 tahun, Andreas Lubitz. Dia sengaja mengunci pintu cockpit saat pilot keluar untuk ke toilet, lalu mengarahkan pesawat itu turun ke arah pegunungan di selatan Prancis dan menabrakkan pesawat.

Petugas penyelamat dalam usaha evakuasi korban Germanwings pada Maret 2015.
Petugas penyelamat dalam usaha evakuasi korban Germanwings pada Maret 2015.

Pada 1999, sebuah pesawat Boeing 767 milik EgyptAir jatuh setelah naik di ketinggian 14.000 kaki, 36 detik setelah meninggalkan New York. Dalam laporannya, NTSB menyimpulkan bahwa penyebab jatuhnya pesawat adalah akibat kekeliruan yang dilakukan first officer pilot dalam menginput flight control. Namun tak didapati penyebab atau motif kenapa pilot tersebut mengambil tindakan tersebut.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.