Empat Teori Raibnya EgyptAir MS804

SKENARIO 3: Masalah Teknis

Skenario lainnya adalah masalah teknis atau kekeliruan pilot. Namun untuk mendapat kesimpulan ke skenario ini, akan bergantung pada seberapa cepat puing-puing ditemukan dan dipulihkan, dan bagian mana dari pesawat yang diperiksa oleh penyidik.

Titik hilangnya EgyptAir MS804 lebih dekat dengan daratan dan berada di laut yang tidak terlalu dalam jika dibandingkan pada insiden Air France Penerbangan 447 yang jatuh pada Juni 2009 dalam perjalanannya dari Rio de Janeiro ke Paris. Dalam insiden Air France, perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit pesawat akhirnya ditemukan pada kedalaman hampir 4.000 meter (lebih dari 2 mil), hampir dua tahun kemudian. Kedalaman Laut Mediterania di posisi saat EgyptAir hilang kontak setidaknya hanya 2.000 meter. Kedalaman ini tentu tetap menjadi tugas berat para tim pencari kendati lebih ringan dibanding pencarian Air France di Atlantik.

Dalam jatuhnya Air France, diketahui bahwa jatuhnya pesawat disebabkan kombinasi antara kegagalan pembacaan data oleh pilot dan akibat kegagalan teknis. Kegagalan terjadi karena pitot tubes, atau instrumen pengukur tekanan salah memberikan data efek dari pembekuan. Sehingga terjadi kekeliruan pembacaan kecepatan pesawat yang direspon berlainan oleh dua pilot yang mengendalikan pesawat pada waktu yang sama.

Empat Teori Raibnya EgyptAir MS804
Puing-puing pesawat Air France Penerbangan 447 yang jatuh pada Juni 2009 dalam perjalanannya dari Rio de Janeiro ke Paris.

Dalam laporan hasil investigasi, disimpulkan “telah terjadi kegagalan kedua pilot untuk membaca situasi dan bekerja sama.” Kedua pilot memiliki pendapat berbeda dan tak mampu bekerja sama mengatasi kondisi cuaca yang tak bagus di ketinggian jelajah. Saat kejadian darurat itu, kapten pilot sedang beristirahat.

Sementara itu, insiden hilangnya Malaysia Airlines MH370 pada 2013 hingga sekarang masih menjadi misteri karena titik jatuhnya pesawat tak pernah diketahui.

Terkait kegagalan teknis ini, kian majunya teknologi pesawat modern telah membuat kemungkinan ini dikesampingkan dulu oleh sejumlah pakar penerbangan.

Namun kendati teknologi telah canggih, perawatan pesawat menjadi kunci utama keselamatan penerbangan. Contohnya pada 2014, saat insiden AirAsia yang terbang dari Surabaya menuju Singapura. Pesawat itu terjatuh akibat terjadi kegagalan berulang-ulang pada rudder travel limiter karena adanya keretakan pada solder joint.

NEXT: Pilot

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.