Profesor Disangka Teroris, Penerbangan Delay 2 Jam

Profesor Disangka Teroris, Penerbangan Delay 2 Jam

Seorang profesor ahli ekonomi dari sebuah universitas ternama di Amerika Serikat, dipaksa turun dari sebuah penerbangan American Airlines.

Gara-garanya sepele. Hanya karena seorang penumpang melihatnya  melakukan penghitungan matematika dan mengira sang profesor tengah menulis kode-kode tertentu dalam bahasa Arab.

Guido Menzio, 40, seorang profesor dari Universitas Pennsylvania, sedang berada di Syracuse untuk naik pesawat menuju Ontario, Kanada tempat dia akan menyajikan presentasi di Universitas Queens. Sembari menunggu penerbangan, Guido, yang berkebangsaan Italia itu, mencoret-coret sebuah hitungan matematika.

Di dalam pesawat, seorang penumpang mencoba mengajak Guido mengobrol. Namun, ajakan itu diabaikan karena sang profesor sedang serius berhitung.

Dilaporkan telegraph.co.uk,  pesawat itu sudah berada di landas pacu ketika penumpang yang duduk di sebelah Guido melapor gangguan kesehatan yang dialaminya. Alhasil, pilot memutuskan untuk membawa pesawat kembali ke terminal keberangkatan.

Setibanya di terminal, petugas maskapai masuk ke dalam kabin penumpang dan membawa penumpang itu keluar. Tak lama, petugas juga membawa Guido keluar dari kabin penumpang.

Juru bicara American Airlines, Casey Norton mengatakan, penumpang yang tak disebutkan namanya itu menjelaskan dia merasa tak enak badan karena perilaku penumpang di sebelahnya, Guido, yang menurutnya aneh.

Di luar pesawat, sejumlah petugas menanyai Guido dan memberitahunya bahwa dia menjadi terduga teroris. Namun, aparat keamanan kemudian melepaskan Guido setelah dia menunjukkan apa yang ditulisnya di dalam kabin.

Akibat kejadian itu, penerbangan ke Ontario itu pun harus tertunda selama dua jam.

Meski Guido mengatakan dia diperlakukan dengan sopan saat diinterogasi, dia mengkritik prosedur keamanan maskapai yang gagal mengumpulkan informasi lengkap sebelum melakukan tindakan. “Maskapai memiliki protokol yang terlalu kaku, sehingga jika peluit ditiup, semuanya berhenti bergerak tanpa pemeriksaan dan mengandalkan informasi yang sebagian besar tanpa dasar dan belum diverifikasi dengan baik,” kata Guido.

Ini bukan satu-satunya insiden ketika penumpang diminta untuk meninggalkan pesawat karena alasan esoteris.

Pada Mei 2013 dalam penerbangan dari Los Angeles ke New York, pesawat terpaksa berhenti darurat untuk menyingkirkan seorang wanita yang menolak berhenti bernyanyi lagu Whitney Houston.

Pada Maret 2011 seorang penumpang diturunkan karena dia terlalu tinggi untuk muat di kursinya dalam penerbangan dari Portland, Oregon ke Ontario.  Ada-ada saja…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.