CEO Qatar Airways Peringatkan Backpacker agar Tak Berkunjung ke Qatar

Chief executive Qatar Airways memperingatkan bahwa negaranya tidak tertarik sama sekali menerima backpacker yang sering ngirit atau pelit dalam berbelanja.

“[Mereka] hanya berbaring di pantai dan berbelanja sesedikit mungkin sebisa mereka,” kata CEO Qatar Airways, Akbar Al Baker, Sabtu (7/5/2016) seperti dikutip media Australia Herald Sun.

“Kami ingin menarik wisatawan dengan standar yang tinggi,” imbuhnya.

Kendati Qatar sebenarnya tertarik menggaet wisatawan dari semua kalangan, bos maskapai ini mengatakan, para wisatawan backpacker, yang kebanyakan dari Australia, mereka itu tidak mendatangi Qatar untuk mendapatkan pengalaman budaya seperti harapannya. Dan kebanyakan mereka membandingkan Doha dengan Dubai, Uni Emirat Arab. Padahal target market Qatar jelas beda dengan Uni Emirat Arab.

“Setiap negara memiliki visi sendiri, dan tiap negara juga bebas untuk menarik pengunjung seperti apa sesuai yang diinginkan.”

Pada 2011, mantan Menteri Pariwisata Ahmed Abdullah al-Nuaimi mengatakan, negaranya telah jor-joran berinvenstasi pada hotel kelas tinggi, pusat-pusat konvensi, museum dab hal-hal menarik dengan standar tinggi lainnya.

“Kami tidak menginginkan orang datang ke Qatar dengan menginap di sebuah hotel dengan tarif US$50 semalam, lalu berbaring-baring di pantai kami seharian, mondar-mandir dengan tas backpack mereka, memakai celana pendek. Mereka bukan wisatawan yang menjadi target kami,” kata al-Nuaimi waktu itu.

Strategi tourism Qatar terbaru, yang dirilis pada 2014, menyebutkan negara itu berniat menarik sebanyak mungkin wisatawan keluarga yang berdut dan para traveler berpengalaman dengan high-income.

Namun dalam strategi itu disebutkan pula, menarik pengunjung Qatar yang optimal, yang terdiri dari para pemuda termasuk di dalamnya turis-turis sensitif harga.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.