Anggota Parlemen Desak Boeing Tak Jual Pesawat ke Iran

    Tiga anggota Kongres Partai Republik dari Illinois mendesak kepala eksekutif Boeing yang berbasis di Chicago untuk menghindari bisnis dengan Iran dan tidak menjual pesawat guna meng-upgrade armada tua Republik Islam tersebut.

    Dalam suratnya kepada CEO Boeing Dennis Muilenburg yang dikirim Senin (02/05/2016) tiga anggota parlemen mengatakan penjualan pesawat komersial ke Iran akan mensubsidi negara yang terus menjadi sponsor utama terorisme.

    “Kami mendesak Boeing – dengan istilah sekuat mungkin – untuk tidak melakukan bisnis dengan Iran sampai mermeka mengakhiri dukungan untuk teror,” tulis Peter Roskam, Robert Dold dan Randy Hultgren. Boeing sendiri tidak segera menanggapi permintaan komentar yang diajukan Seattle Times terkait surat itu.

    Kesepakatan nuklir tahun lalu antara Iran, Amerika Serikat dan kekuatan dunia lainnya mengakhiri sanksi ekonomi terhadap Teheran yang memungkinkan produsen pesawat sipil masuk kembali ke pasar. Iran Air telah menandatangani perjanjian untuk membeli 118 pesawat dari konsorsium Eropa Airbus dan 20 lebih dari produsen pesawat ATR Prancis-Italia.

    Tapi perusahaan-perusahaan Amerika telah lebih berhati-hati dibanding pesaing asing mereka setelah adanya ancaman dari calon presiden Donald Trump yang akan merobek kesepakatan nuklir jika terpilih pada bulan November nanti.

    Para anggota Kongres mengatakan kepada Muilenburg mereka yakin diskusi Boeing dengan Iran telah mematuhi hukum dan disebut perusahaan “ikon Amerika” yang menciptakan ribuan pekerjaan di Illinois. Tapi, mereka menulis, “ini bukan tentang melakukan sesuai hukum – itu adalah tentang melakukan apa yang benar.”

    Mereka mengatakan “pemimpin despotik” Iran akan menjadi penerima manfaat terbesar dari setiap penjualan pesawat karena mereka memiliki saham mayoritas di Iran Air, maskapai penerbangan negara itu.

    Seperti diberitakan Kantor Berita Iran, pejabat Boeing telah menawarkan pesawat model 737, 787 dan 777. Maskapai penerbangan Iran memiliki sekitar 60 pesawat Boeing dalam pelayanan, tetapi kebanyakan dibeli sebelum Revolusi Islam tahun 1979. Dari 250 pesawat komersial Iran, sekitar 150 terbang sedangkan sisanya digrounded karena kurangnya suku cadang.

    Setelah para pejabat Boeing mengunjungi Teheran bulan lalu, juru bicara perusahaan menolak untuk memberikan secara rinci tentang negosiasi, tetapi mengatakan delegasi membahas “Kemampuan pesawat terbang Boeing, bersama dengan dukungan perusahaan.” Dia menambahkan bahwa pertemuan dikoordinasikan dengan pemerintah AS.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.