Dicerca Menteri Marwan, Ini Tanggapan Garuda Indonesia

Vice Precident Corporate Communication PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Benny S. Butarbutar mengklarifikasi keluhan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar terhadap layanan penerbangan Garuda Indonesia.

“Beliau [Marwan Jafar] datang terlambat dan pesawat sudah harus berangkat sesuai jadwal yang ditentukan,” kata Benny, Rabu (24/2/2016) malam, seperti dikutip tempo.

Benny mengatakan pesawat dari Jakarta menuju Yogyakarta yang ditumpangi Marwan berangkat pukul 08.00 WIB. Namun Marwan terlambat datang. Menurut Benny, On time performance (OTP) menjadi penting mengingat itu bersifat mandatory regulation. Penerbangan yang tepat waktu, menurut Benny, akan memperlancar penerbangan selanjutnya.

Apalagi pada semester paruh dua 2015 kemarin, maskapai pelat merah ini mendapat peringkat kedua OTP terbaik.

Menurut Benny, Garuda langsung membantu Marwan untuk mendapatkan penerbangan berikutnya pada pukul 10.00 WIB. Namun pesawat tersebut ternyata mengalami gangguan teknis di bagian pintu depan. “Sesuai prosedur keselamatan penerbangan, maka dilakukan pemeriksaan seketika secara profesional,” katanya.

Pesawat pun kemudian diganti untuk menghindari delay yang berkepanjangan. Penerbangan selanjutnya berangkat ke Yogyakarta pada pukul 11.00. “Jadi delay pesawat Garuda sekitar satu jam,” kata Benny.

Marwan Jafar sebelumnya menyatakan kekecewaannya terhadap pelayanan Garuda Indonesia saat ia menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Peta Desa untuk Percepatan Pembangunan Desa dan Kawasan Pedesaan di University Club Universitas Gadjah Mada, Rabu. Marwan kecewa karena pesawat delay membuatnya terlambat datang ke seminar tersebut.

Marwan mengatakan ia seharusnya berangkat dengan pesawat pukul 08.05 dari Jakarta. Namun, ia tiba di bandara lima menit sebelum pesawat berangkat. “Sebenarnya masih bisa mengejar, karena tidak butuh lima menit untuk menuju ke pesawat dengan pakai mobil bandara, tapi tidak diperbolehkan,” kata Marwan.

Marwan kemudian mendapatkan jatah penerbangan pada pukul 10.00. Namun keberangkatan mundur 1,5 jam karena delay. “Sebelum turun juga masih muter-muter dulu selama setengah jam,” kata Marwan.

Menurut Marwan, tidak ada kompensasi dari Garuda untuk penumpang yang harus menunggu pesawat delay. Keluhan Marwan merambat ke Direksi Garuda Indonesia. Ia menilai Garuda selama ini merugi namun selalu dilindungi negara. Marwan bahkan meminta Menteri BUMN Rini Soewandi mengganti Direksi PT Garuda Indonesia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.