Butuh 1,5 Miliar Liter Avtur, Berapa Ongkos BBM Garuda Indonesia?

    Mengintip Super Diamond Seat Terbaru Garuda Indonesia

    Bahan bakar pesawat (Avtur) menjadi modal utama dalam bisnis penerbangan. Makin banyak pesawat dan makin tinggi intensitas pelayanan penerbangan di banyak rute, otomatis biaya yang dikeluarkan bakal semakin banyak. Lantas berapa kira-kira biaya yang harus dihabiskan maskapai sekelas Garuda Indonesia?

    Pada november 2015, PT Garuda Indonesia mencatat konsumsi BBM untuk seluruh pesawat rata-rata mencapai 1,5 miliar hingga 1,7 miliar liter avtur per tahun. Pada tahun yang sama, Garuda Indonesia harus merogoh kocek hingga Rp27 triliun (untuk kurs saat itu Rp13.829/US$).

    Dana tersebut untuk operasional bahan bakar 130 armada pesawat. Itu belum termasuk untuk membiayai bahan bakar armada anak perusahaan Garuda, Citilink. Jika digabung tentu jumlahnya akan semakin banyak.

    Pada November 2015, manajemen Garuda Indonesia menyebutkan kebutuhan BBM untuk Citilink rata-rata sekitar 0,5 miliar liter per tahun. Total biaya tersebut dibayarkan Garuda Indonesia ke PT Pertamina. Beban biaya tersebut masih bisa berubah tergantung harga minyak dunia.

    Ilustrasi kebutuhan bahan bakar pesawat
    Ilustrasi kebutuhan bahan bakar pesawat

    Mahalnya konsumsi avtur juga dialami semua maskapai penerbangan di dunia. Untuk menekan biaya tersebut, sejumlah strategi pun dilakukan. Salah satunya dengan meremajakan pesawat yang sudah berumur. Penggantian pun dilakukan dengan menyewa pesawat baru dari perusahaan penyewaan pesawat.

    Selain peremajaan pesawat, perusahaan airlines juga mengikuti program efisiensi bahan bakar dengan mengadopsi electric green taxiing system (EGTS). Tahun lalu, sebanyak 30 airlines yang sebagian besar berasal dari negara-negara di Asia telah menyatakan minat untuk mengadopsi EGTS sebagai bagian dari program efisiensi biaya operasional pesawat.

    Jim Fusaro, Vice President, Honeywell Aerospace, mengatakan EGTS merupakan teknologi efisiensi yang memanfaatkan mesin turbin auxiliary power unit (APU) sebagai sumber tenaga listrik. Melalui sistem ini, biaya operasional atas penggunaan avtur saat taxi dapat ditekan hingga 50%.

    Menurutnya sistem ini sangat efektif mengurangi biaya karena ketika taxi, pesawat tidak lagi menyalakan mesin jet utama untuk mendorong pesawat saat bergerak di landasan.

    Dia juga mengatakan minat para maskapai itu sangat tinggi karena biaya operasional terbesar pesawat komersial sejatinya terletak pada penggunaan avtur yang dapat mencapai 50%. Adapun rata-rata konsumsi avtur di darat sekitar 6% dari total penggunaan avtur pesawat.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.