Ajaib! Dirutnya Pernah Dicekal, Airfast Malah Boleh Terbang ke Eropa

Ajaib! Dirutnya Pernah Dicekal, Airfast Malah Boleh Terbang ke Eropa
Ajaib! Dirutnya Pernah Dicekal, Airfast Malah Boleh Terbang ke Eropa

Sebuah perusahaan yang mendapat izin terbang ke Eropa ini, direktur utamanya justru pernah dicekal ke luar negeri.

PT Airfast Indonesia adalah satu dari empat perusahaan penerbangan yang diperbolehkan Uni Eropa untuk terbang ke Eropa. Tidak banyak perusahaan penerbangan nasional Indonesia direstui otoritas penerbangan Eropa masuk ke wilayahnya. Ini adalah suatu prestasi mentereng bagi sekelas sebuah perusahaan penerbangan charter di negeri ini.

Bahkan 62 maskapai penerbangan di Indonesia, termasuk maskapai yang terkenal dan juga telah memiliki market share tinggi di dalam negeri dan di regional Asia, malah dimasukkan Komite Keselamatan Uni Eropa dalam daftar hitam yang tidak diperkenankan terbang di langit Benua Biru. Kementerian Perhubungan pun sampai harus mati-matian berjuang agar maskapai garis pertama di Indonesia bisa dikeluarkan dari daftar hitam Komite Keselamatan Uni Eropa itu.

Selama bertahun-tahun dipimpin pendirinya, Airfast Indonesia memang menerapkan manajemen keselamatan penerbangan yang sangat baik. Selain manajemen keselamatan penerbangan yang baik, perusahaan ini juga sempat menerapkan standar gaji di atas rata-rata bagi semua karyawannya, dari pilot hingga satpam, dari manajer hingga sopir.

Setelah pendiri, pemegang saham mayoritas sekaligus Direktur Utama Airfast, Frank Delano Reuneker meninggal dunia pada 22 Februari 2008, kendali perusahaan diambil alih sang istri, Irma M Reuneker.

Sejak dipimpin Irma Reuneker perusahaan ini banyak mengalami perubahan, baik positif maupun negatif. Tetapi perubahan-perubahan itu luput dari perhatian publik kecuali bagi pihak-pihak atau orang-orang yang bersinggungan langsung.

Perusahaan ini memang jarang sekali diiliput media massa. Salah satu alasannya adalah karena Airfast mempunyai hubungan intim dengan perusahaan tambang multinasiona paling kontroversial di bumi Indonesia sehingga harus mengambil sikap low profile. Klien utama Airfast adalah PT Freeport McMoran. Keintimannya tak main-main, sudah lebih dari tiga dekade PT Freeport tak pernah pindah ke lain hati dari Airfast.

Hubungan Freeport dengan Airfast lebih dari sekadar hubungan klien dengan prinsipal semata. Airfast bukan client-partner. Lebih dari itu, ia juga menjadi kepanjangan tangan Freeport. Contoh hubungan ini adalah Bandara Timika yang dikelola AVCO (PT Airfast Aviation Facilities Company). AVCO merupakan usaha patungan antara Freeport, Airfast dan Catur Jasa. Dengan konstruksi semacam ini Freeport menyerahkan semua urusan transportasi udara baik rutin maupun khusus kepada Airfast.

Selanjutnya: Mengangkut emas batangan…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.