Limbah Bahan Bakar Pesawat Akan Dipakai sebagai Air Minum

    Maskapai berbiaya rendah asal Inggris, EasyJet, akan menjadi maskapai pertama yang menggunakan pesawat berbahan bakar hidrogen. Tak sebatas itu, air limbah dari sel hidrogen yang menggerakkan pesawat bakal dipakai sebagai air minum untuk para penumpang.

    Dua inovasi tersebut merupakan bagian dari uji coba penggunaan teknologi tanpa emisi pesawat terbang. Inovasi itu akan diterapkan pada burung besi yang disebut sebagai pesawat hybrid. Bahan bakar hidrogen diyakini bakal menghemat anggaran bahan bakar hingga US$35 juta atau sekitar Rp480 miliar.

    Sistem bahan bakar berteknologi tinggi itu akan memanfaatkan energi yang dihasilkan oleh rem pesawat, yang kemudian dapat digunakan sebagai daya pesawat ketika sedang tidak mengudara. Sementara, air akan dihasilkan dari limbah hidrogen.

    Ian Davies, Kepala Divisi Teknis EasyJet, mengatakan air limbah hidrogen sangat jernih dan segar sehingga dapat didaur ulang sebagai air minum. Air limbah hidrogen juga bisa dipakai digunakan dalam sistem penyiraman toilet pesawat.

    “Air ini benar-benar murni,” kata dia.

    Menurut EasyJet, jika diterapkan di seluruh armada, sistem hybrid bisa menghemat sekitar 50.000 ton bahan bakar per tahun. Anggaran bahan bakar yang dihemat antara US$25 juta dan US$ 35 juta, tergantung pada fluktuasi harga minyak dunia.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.