Delta Air Lines, Maskapai Pertama yang Pasang Sensor Pendeteksi Keretakan Bodi

    Retakan pada bodi pesawat merupakan mimpi buruk setiap maskapai. Salah satu contoh nyata bencana akibat pesawat yang retak adalah tewasnya pramugari Aloha Airlines nomor penerbangan 243 pada 1988. Akibat dekompresi pada pesawat, tubuhnya terlempar ke luar badan Boeing 737.

    Kini, Delta Air Lines, yang memiliki usia armada rata-rata 17 tahun, lebih dari dua kali lipat maskapai teraman di dunia Qantas, menjadi maskapai pertama yang menggunakan teknologi Structural Monitoring Systems (SMS), yang dikembangkan oleh pengembang asal Australia. Teknologi itu mampu memantau beban struktur bodi pesawat, termasuk potensi retak, melalui serangkaian sensor.

    Teknologi SMS telah mendapat persetujuan dari lembaga penerbangan sipil Amerika Serikat, Federal Aviation Administration (FAA). Teknologi itu telah dicoba di beberapa Boeing 737 milik Delta.

    Direktur SMS Toby Chandler mengatakan teknologi itu memantau aluminium dan komposisi bodi pesawat terbang. Teknologi itu dapat digunakan pada pesawat komersial dari semua produsen, termasuk Boeing, Airbus, Embraer dan Bombardier, serta pada helikopter.

    Biaya sensor, yang diproduksi di Kanada, biasanya sampai US$20.000 atau sekitar Rp273 juta.. Teknologi SMS telah disetujui oleh Boeing sebagai program pemeliharaan alternatif untuk inspeksi konvensional.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.